Mohon tunggu...
Travel Story

Ku Daki Lompobattang (2874 Mdpl)

26 Desember 2017   03:52 Diperbarui: 26 Desember 2017   04:02 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Lompobattang, Gunung yang menjadi Objek pendakian ini terletak  di Bantaeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Gunung ini merupakan Gunung  Api tidak aktif Tipe Stratovolcano atau Kerucut dengan ketinggian 2874  MDPL yang mempunyai suhu 17- 25 C. Banyak orang yang ingin mencapai  Puncak Gunung ini, tak terkecuali Aku beserta teman-temanku.

Kami  berencana untuk pergi ke Puncak Gunung Lompobattang bersama-sama, Pada  saat Akhir Pekan, kami semua berkumpul dirumahku untuk bersiap-siap  untuk menaklukkan Gunung Lompobattang. Setelah semua siap, Tenda,  Sleeping Bag, Kompor Portable, Panci, Makanan dan Lain lain, Tak lupa  Juga Tentunya Harus Bawa Geliga Krim Agar Otot tidak pegal saat perjalanan di perbukitan menuju Puncak Lompobattang.

Untuk  mendaki Lompobattang ada beberapa Rute yang dapat kita lalui, seperti  rute termudah yaitu melalui Dusun Lembang Bune, Kelurahan Cikoro,  Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Tapi Kami memulai perjalanan  melalui Rute terdekat dari tempat kami yaitu Rumbia, Kabupaten  Jeneponto, Butuh Waktu sekitar 30-40 Menit perjalanan dari Kota Bantaeng  dengan menggunakan sepeda Motor.

Kami menyimpan Sepeda motor di  Rumah warga dekat jalur pendakian, dimana para pendaki lain juga biasa  menyimpan kendaraan. Sebelum mulai berjalan, Kami berdoa bersama kepada  Tuhan Yang Maha Esa, Semoga diberi keselamatan dan Kemudahan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kami  Mulai Berjalan, Untuk mencapai titik awal pendakian atau bisa disebut  POS 1, kami melewati perkebunan warga dan butuhkan waktu sekitar 15-30  menit. Dari situ, kami mulai memasuki Hutan-hutan. Saat sampai di POS 1,  kami berhenti sejenak dan mengoleskan Geliga Krim ke Pergelangan kaki masing-masing agar nantinya tidak pegal saat melanjutkan perjalanan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setelah  cukup istirahat dan semua siap, kami melanjutkan perjalanan. Sebelum  sampai ke POS 2, Kami belok ke kiri untuk mengambil jalur yang lebih  dekat melalui tempat yang disebut Bialo, dalam jalur itu juga terdapat  Sungai, kami mengisi stok Air kami, karena menurut Informasi, Mulai dari  tempat ini sampai POS 9 akan sulit mendapatkan air.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Air  telah terisi kembali, saatnya melanjutkan perjalanan melalui hutan dan  mulai menanjak ke bukit, dari sini mulai butuh tenaga ekstra untuk  berjalan, dan kami selalu takjub melihat pemandangan Alam indah dari  tempat kami padahal ini masih awal perjalanan, saat sampai ditempat  Peristirahatan yang biasa disebut Bialo, kami memasak Mie Instant untuk  mengisi perut kami yang sudah menuntut diberi makan setelah berjalan  kurang lebih 90 Menit.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kami telah makan dan istirahat sekitar 30 Menit dan sebelum melanjutkan perjalanan, kami kembali menggunakan Geliga Krim, selain untuk menghindari rasa pegal Geliga Krim juga hangat cocok digunakan pada suhu yang dingin saat itu. Perjalanan  kami berlanjut dengan memasuki hutan-hutan, dengan pohon yang lebat dan  jalan yang lumayan licin kami lewati. 

Kami sempat tersesat sehingga  harus kembali dan memutar mencari tanda jalur yang benar, 90 menit  berlalu kami melewati hutan-hutan kami mulai melewati tanjakan lagi,  setelah 30 menit kami langsung tiba di POS 6.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dari  POS 6 kami terus berjalan sekitar 90 menit untuk sampai ke POS 7 dengan  melewati jalur menanjak di bukit-bukit. Saat sampai di POS 7, Kami  langsung melanjutkan perjalanan ke POS 8 hampir sama dengan sebelumnya  kami melewati bukit, ditambah dengan adanya Lumut Khas daerah ketinggian  dan Pemandangan Akar-akar pohon. Sesampainya di POS 8, hari mulai gelap  dan suhu pun makin bertambah, kami membuat Api unggun dan memasak Air  untuk membuat Kopi.

Kami menikmati hangat dari Api Unggun,  bercanda bersama, bernyanyi dan sekaligus Ngopi Bareng. Seiring dengan  mengecilnya kobaran api dari Api Unggun, kami membereskan barang dan  bersiap-siap melanjutkan perjalanannya. Kami menyiapkan beberapa alat  penerang/senter dan seperti biasa Geliga Krim kembali kami gunakan, menurut saya perjalanan dari POS 8 ke POS 9-lah  yang paling menantang dari sebelumnya, jalan yang sempit dengan kiri dan  kanan jurang ditambah lagi dengan Hari yang gelap, setelah melewati itu  kami harus jalan menurun yang terjal, kemudian melewati jalan menanjak  lagi dan memutari bukit dengan jurang tepat dibawah kami, setelah itupun  kami harus memanjak melewati banyak bebatuan, itu semua kami lewati  dengan waktu sekitar 75 menit hingga akhirnya kami Sampai di POS 9,  Tepat pada 21.19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun