Latar Belakang
Keberadaan seorang guru di zaman sekarang memiliki tuntutan yang sangat tinggi dalam menjalankan profesi dan tugasnya yakni mengajarkan ilmu pengetahuan dan melatih serta menggali potensi peserta didik. Menjadi seorang guru tidaklah mudah, banyak sekali tugas-tugas yang harus dipenuhinya. Guru memiliki peran dan tugas yang sangat penting bagi masa depan peserta didik seperti mengajar, melatih, membimbing, dan masih banyak lagi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Safitri (2019: 10) yang menyatakan bahwa guru mempunyai peran utama dalam dunia pendidikan yaitu mengajar, melatih, membimbing atau mengarahkan, mendidik, serta memberikan sejumlah motivasi bagi anak-anak. Pendapat tersebut juga selaras dengan yang disampaikan oleh Noor (2019: 3) yang menyatakan bahwa guru berperan sebagai pembimbing, orang yang membina serta seseorang yang mengajarkan sesuatu hal kepada peserta didik. Dengan demikian, posisi seorang pendidik tentu sangat berarti bagi keberlanjutan peserta didik di masa depan kelak.
Masa depan peserta didik sangat ditentukan oleh kinerja guru di sekolah dalam proses belajar, salah satu kinerja guru yaitu dengan memantau perkembangan kemampuan belajar peserta didik dari yang belum bisa sampai menjadi bisa. Sehingga hal itulah yang menjadi tujuan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikannya. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, tentu saja sekolah juga akan ikut serta dalam proses peningkatan tersebut dan hal itulah yang menjadikan sekolah mampu menciptakan sebuah visi dan misi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tentunya visi dan misi sekolah tidak akan terlepas hubungannya dengan keberhasilan guru dalam meningkatkan kemampuan peserta didik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Timpal (2024: 36) yang menyatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan, efisiensi pengelolaan, sumber daya manusia, dikembangkannya kurikulum, pendidikan yang relevansi, dan tata pelayanan pendidikan menjadi berbagai macam tujuan adanya sebuah manajemen berbasis sekolah. Oleh karena itu, sekolah menganjurkan setiap guru agar dapat memiliki sebuah strategi dalam meningkatkan kemampuan peserta didik, hal tersebut dikarenakan untuk meningkatkan tata pelayanan pendidikan.
Strategi menjadi salah satu cara guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga mampu mewujudkan tujuan yang diharapkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ramadhani, dkk (2023: 216-224) yang menyatakan bahwa strategi dapat disebut juga sebagai sebuah "Taktik" yang diterapkan oleh guru ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mengarahkan dan melatih peserta didik, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada umumnya, banyak sekali kesulitan yang dirasakan oleh peserta didik ketika melaksanakan proses pembelajaran, dan itu bukan hanya di kelas rendah saja melainkan di kelas tinggi juga masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, salah satu kesulitan atau hambatannya yaitu rendahnya kemampuan membaca peserta didik di kelas IV. Kemampuan membaca peserta didik di kelas IV disebut juga sebagai kemampuan membaca lanjutan. Kemampuan membaca lanjutan merupakan sebuah proses kemampuan yang dilakukan oleh peserta didik dalam memahami isi materi yang dibacanya. Seperti yang dikemukakan oleh Riyanti (2021: 89) yang menyatakan bahwa kemampuan membaca lanjutan merupakan sebuah kemampuan peserta didik dalam mendapatkan pemahaman baik secara tersurat maupun tersirat serta mampu mengimplemetasikan pengetahuan dari bahan bacaan yang diperoleh melalui keterlibatan pengalamannya.
Kemampuan membaca tingkat lanjut di sekolah dasar tepatnya di kelas IV, menjadi salah satu kemampuan membaca peserta didik yang perlu diperhatikan oleh seorang guru. Karena dalam melaksanakan keterampilan membaca inilah, peserta didik diharuskan agar mampu memahami isi teks yang dibacanya sehingga ketika guru bertanya mengenai isi bacaan tersebut, peserta didik mampu untuk menjelaskannya dengan baik. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Saepudin (2023: 109) yang menyatakan bahwa kemampuan membaca lanjutan disebut juga sebagai kemampuan Melek Wacana, yaitu sebuah kemampuan yang dimiliki pembaca dalam membaca teks atau wacana dengan memahami isi dari teks atau wacana tersebut. Pembaca bukan hanya akan mengenal huruf, membaca dengan nyaring dan cepat, dan bukan hanya bisa melafalkan bunyi dari teks tersebut saja, melainkan pembaca harus mampu memaknai isi dari teks atau wacana yang telah dibacanya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka membuat peneliti tertarik dan berinisiatif untuk melaksanakan penelitian dalam rangka mengetahui Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Kelas IV Melalui Strategi KWL (Know, Want To Know, Learned) di SDN Sukamenak.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dengan berfokus pada:
1. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV melalui strategi KWL (Know, Want To Know, Learned)?
2. Bagaimana langkah-langkah strategi KWL yang guru terapkan dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi fokus peneliti dalam mencapai tujuan penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV melalui strategi KWL (Know, Want To Know, Learned)
2. Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah strategi KWL yang guru terapkan dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV
Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada hari Selasa 12 November 2024. Sekolah yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan penelitian ini yaitu SDN Sukamenak yang berlokasi di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.Â
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui penggunaan metode deskpritif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan salah satu metode yang digunakan dalam proses penelitian untuk mendeskripsikan terkait suatu objek yang dituju. Seperti yang dikemukakan oleh Anggito dan Setiawan (2018: 8) yang menjelaskan bahwa metode kualitatif merupakan sebuah cara dalam mengumpulkan data yang bersifat nyata dan apa adanya dengan fokus untuk menggambarkan situasi atau fenomena yang terjadi.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu:
1.Observasi
Observasi merupakan sebuah aktivitas pengamatan yang dilakukan secara langsung dengan mengamati setiap proses yang terjadi.
2.Wawancara
Wawancara menjadi salah satu kegiatan dalam mengumpulkan data dengan berupa mengajukan beberapa pertanyaan terkait rumusan masalah yang sudah ditentukan. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk menjadi bentuk penguatan dari terlaksananya penelitian ini.
3.Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengambil gambar atau video. Kegiatan dokumentasi dapat menjadi bentuk penguatan untuk mendukung agar bisa mendapatkan data-data yang lebih detail dan jelas.
Teknik Analisis Data
Analisis data menjadi bagian metodologi dalam penelitian yang harus diperhatikan, karena memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan metodologi penelitian lainnya. Analisis data dalam penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang akurat melalui kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan secara langsung. Seperti yang dikemukakan oleh Umrati dan Wijaya (2020: 115) yang menyatakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan secara rutin dari mulai pengumpulan data hingga pada penyusunan laporan. Sebuah data yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan dianalisis sesuai dengan tahap reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan.
Sumber Data
Data yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini dihasilkan dari beberapa sumber, diantaranya yaitu:
1. Peserta didik
Data yang dihasilkan dari peserta didik terkait kemampuan peserta didik dalam membaca melalui strategi KWL (Know, Want To Know, Learned)
2. Guru
Data yang dihasilkan dari guru merupakan hasil observasi dan wawancara terkait peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik di kelas IV melalui strategi KWL (Know, Want To Know, Learned)
A. Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Kelas IV Melalui Strategi KWLÂ
Sesuai dengan perolehan yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 November 2024, menunjukkan hasil bahwa masih terdapat peserta didik kelas IV yang belum lancar dan fasih dalam membaca. Hal ini dibuktikan oleh sejumlah fakta melalui kegiatan observasi dan wawancara sebagai bentuk penguatan dalam memperoleh data dari penelitian ini, fakta tersebut meliputi: Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam membaca seperti masih kaku serta kurang lancar ketika membaca, mengalami kesulitan dalam memaknai isi wacana yang dibacanya, serta masih ada peserta didik yang membaca dengan cara dieja. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik kelas IV sangat membutuhkan bimbingan dan arahan dari guru dalam mengajarkan keterampilan membaca lanjutan. Kesulitan yang dirasakan oleh peserta didik tentu akan sangat dirasakan juga oleh seorang guru yang mendidiknya. Oleh karena itu, dalam meningkatkan kemampuan membaca lanjutan pada peserta didik kelas IV, guru dapat menerapkan beberapa strategi untuk membantu kemampuan membaca anak agar dapat menjadi lebih baik.
Kemampuan membaca lanjutan atau dapat dikatakan juga sebagai kemampuan membaca pemahaman, yang dimana pada kemampuan membaca inilah peserta didik diharuskan sudah mampu untuk membaca secara fasih dan memahami segala bentuk makna dalam wacana yang dibacanya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Maharani, dkk (2022: Â 22-29) yang menyatakan bahwa Kemampuan membaca lanjutan dapat diperoleh oleh peserta didik di kelas IV, V dan VI, serta pada kemampuan membaca lanjutan inilah peserta didik dituntut agar tidak hanya sekedar mampu untuk membaca saja melainkan peserta didik juga mampu untuk menguasai dan memahami setiap makna dalam wacana yang dibacanya. Sehingga dari hal itulah, peserta didik akan memiliki pengetahuan yang luas dari informasi yang sudah diperoleh melalui membaca surat kabar maupun bentuk wacana lainnya.
Mengacu pada aktivitas penelitian yang telah dilaksanakan, menunjukkan hasil bahwa guru kelas IV memegang peranan penting dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Selain itu juga, terlihat adanya strategi yang diterapkan oleh seorang guru dalam melatih dan membimbing peserta didik agar dapat membaca dengan baik. Salah satu strategi yang ditemukan ketika melaksanakan kegiatan observasi pada peserta didik kelas IV Â yaitu strategi KWL (Know, Want To Know, Learned). Strategi KWL (Know, Want To Know, Learned) menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh guru ketika akan melatih peserta didik di kelas IV dengan tujuan agar mampu memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam membaca serta memberikan daya tarik kepada peserta didik untuk lebih aktif sebelum, selama serta sesudah membaca. Seperti yang dikemukakan oleh Anjelinah dan Liansari (2023) yang menyatakan bahwa strategi KWL mampu memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami isi materi yang dibacanya secara lengkap, lebih cepat tanggap dalam memahami apa yang ingin diketahuinya, serta strategi ini juga bertujuan agar peserta didik mampu mengetahui dan memahami makna yang terkandung dari wacana yang telah dibaca sehingga akan mudah tertanam dalam pikirannya.
Berdasarkan kegiatan wawancara yang telah dilakukan kepada narasumber, menunjukkan bahwa guru memegang peran penting dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV melalui strategi KWL. Lebih dari itu, narasumber juga yang menyatakan bahwa peserta didik di kelas IV memang seringkali mengalami kesulitan dalam memahami dan memaknai isi wacana yang dibacanya. Karena peserta didik belum fasih dalam membaca sehingga mengakibatkan mereka mengalami kesulitan ketika ditanya makna wacana yang telah dibacanya itu. Mengingat hambatan yang dirasakan oleh peserta didik, maka disaat itulah guru akan memegang peranan penting dalam mendidik, mengajarkan, melatih serta membimbing anak-anak didiknya agar mampu untuk membaca dengan fasih dan lancar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Buan (2020: 4) yang menyatakan bahwa guru memegang peranan penting dalam dunia peserta didiknya salah satunya yaitu guru berperan sebagai pendidik, guru berperan dalam memberikan komunikasi yang baik kepada peserta didiknya baik itu di kelas maupun di luar kelas, sehingga guru dapat disebut sebagai sosok yang digugu dan ditiru. Komunikasi serta interaksi diberikan oleh guru dapat membantu proses pembelajaran peserta didik agar menjadi lebih baik, salah satunya yaitu membantu peserta didik dalam melatih kemampuan membacanya.
Lebih dari itu, peneliti juga melakukan kegiatan wawancara kepada salah satu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam membaca. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peserta didik kelas IV dalam proses membacanya dilatih, dibimbing serta diarahkan oleh guru kelasnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa guru kelas IV memegang peran penting dalam mengajarkan anak-anak didiknya untuk membaca dengan baik, dan hal itulah yang dirasakan oleh peserta didik kelas IV.
B. Langkah-langkah Strategi KWL yang Guru Terapkan Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Kelas IV
Berdasarkan hasil kegiatan wawancara yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa dalam menerapkan strategi KWL untuk meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV, guru melakukan beberapa langkah untuk menunjang proses terlaksananya kemampuan membaca peserta didik. Lebih dari itu, narasumber juga menyatakan bahwa pada strategi KWL, peserta didik dituntut agar mampu untuk memahami dan memaknai isi wacana yang dibacanya. Sehingga anak-anak mampu membuat berbagai pertanyaan terkait topik yang telah dibaca sebagai bentuk informasi yang sudah mereka peroleh. Sebagaimana yang disampaikan oleh Riyanti (2021: 64) yang menjelaskan terkait strategi KWL mampu memberikan motivasi dan daya tarik kepada peserta didik untuk membaca. Bukan hanya itu, strategi KWL juga dapat mempermudah peserta didik dalam menyajikan pertanyaan terkait topik yang dibaca sehingga mereka akan mudah menilai hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil kegiatan observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil mengenai langkah-langkah strategi KWL dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV yaitu:
Langkah Pertama mengenai apa yang peserta didik sudah ketahui. Pada langkah ini guru menyajikan sebuah wacana untuk peserta didik baca. Setelah peserta didik membaca wacana tersebut, maka selanjutnya guru mengajukan beberapa pertanyaan terkait topik dari wacana tersebut, seperti: apa sudah kalian ketahui mengenai isi wacana tersebut?, siapa saja tokoh yang berperan dalam wacana tersebut? dan pesan apa yang kamu petik dari wacana tersebut?. Langkah pertama ini bertujuan untuk menciptakan pemahaman peserta didik setelah membaca wacana yang disajikan.
Langkah Kedua mengenai keinginan peserta didik untuk belajar mengetahui terkait topik yang disajikan. Dimana pada tahap ini guru akan mengarahkan anak-anak untuk belajar mengetahui, memahami serta memaknai topik yang sedang dipelajari. Terlihat bahwa peserta didik kelas IV memiliki keinginan dan minat untuk belajar membaca, sehingga hal itulah yang menjadikan guru termotivasi untuk menerapkan strategi KWL kepada peserta didik. Pada langkah kedua ini, peserta didik diberikan pertanyaan secara mendalam dengan tujuan agar peserta didik menjadi lebih memaknai akan topik dari wacana yang disajikan, seperti: Apa yang ingin kalian ketahui terkait wacana tersebut?. Adanya pertanyaan tersebut dapat menjadikan anak-anak terdorong keinginanya untuk belajar, sehingga mampu mewujudkan kemampuan membaca mereka menjadi lebih mahir.
Langkah Ketiga mengenai apa yang peserta didik pelajari. Setelah guru menyajikan sebuah wacana dan peserta didik telah membacanya, maka saat itulah peserta didik sudah belajar mengetahui tentang isi wacana tersebut serta peserta didik juga belajar untuk ingin lebih mengetahui dan memaknai tentang isi wacana tersebut. Sehingga menjadikan guru untuk mengajukan pertanyaan seperti: Setelah membaca wacana yang disajikan dari awal sampai akhir, apa yang sudah kalian pelajari?. Pada langkah ketiga inilah, guru memegang peranan untuk menumbuhkan dan menciptakan pemahaman peserta didik dalam membaca serta menggali informasi yang sudah peserta didik peroleh ketika proses membaca tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ketiga peserta didik diharuskan agar dapat menciptakan sebuah ringkasan dari pembelajaran tersebut. Berdasarkan uraian hasil kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa dengan adanya langkah-langkah strategi KWL yang guru terapkan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan membaca dapat menjadikan peserta didik kelas IV lebih aktif selama proses membaca. Peserta didik menjadi lebih termotivasi dan tertantang untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru melalui membaca wacana yang telah disajikan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya strategi KWL (Know, Want To Know, Learned) yang guru terapkan dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV di SDN Sukamenak sudah berhasil dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari peran penting yang dimiliki oleh guru dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas IV serta langkah-langkah strategi KWL yang guru terapkan kepada peserta didik kelas IV. Lebih dari itu, langkah-langkah strategi KWL yang guru terapkan juga dapat menjadikan peserta didik kelas IV lebih aktif selama proses membaca. Peserta didik menjadi lebih termotivasi serta tertantang untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru melalui membaca wacana yang telah disajikan
Solusi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat dipaparkan terkait solusi yang dapat mengatasi permasalahan mengenai rendahnya kemampuan membaca peserta didik kelas IV disekolah dasar serta dapat membantu guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di Ssekolah. Melihat permasalahan tersebut, maka peneliti berinisiatif memberikan salah satu solusi, yaitu agar sekolah mampu untuk menerapkan sebuah program pembiasaan membaca buku bersama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Dengan demikian, kegiatan tersebut dapat membantu peserta didik untuk lebih terbiasa akan membaca serta memfokuskan peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik melalui strategi KWL (Know, Want To Know, Learned).
Adanya keterlibatan mereka di dalam program pembiasaan membaca ini, menjadikan anak-anak semakin semangat dalam belajar membaca tidak hanya di sekolah saja, namun di rumah juga akan terlatih dan semangat dalam membaca. Oleh karena itu, untuk terwujudnya sebuah mutu pendidikan yang berkualitas maka sekolah memegang pengaruh besar bagi setiap warga sekolah dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan, yakni menerapkan sebuah program pembiasaan membaca bersama sebelum proses pembelajaran dimulai.
Bapak Firdaus, M.Pd.
Dosen PGSD UNTIRTA
Siti Muliawati (Mahasiswa Untirta)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI