Mengetahui kesepakatan dari kakaknya, Putri tidak bisa berbuat banyak selain pasrah akan keputusan dari saudara-saudaranya. Yang direncanakan di esekusi didalam hutan.
Tak sampai hati Ki Karang Nio untuk melaksanakan tugas yang ia emban membunuh adik bungsu, adik satu-satunya dan satu-satunya saudara perempuan.
Maka untuk mensiasati saudara-saudara, berpikirlah akal bulud Ki Karang Nio tuk mengakali para kakak-kakaknya. Seakan-akan nantinya Putri Serindang Bulan benar-benar telah terbunuh oleh-nya.
Melainkan diselamatkan dengan jalan menghanyutkannya di sungai Ketaun menggunakan perantara sebuah rakit, sedikit makanan sebagai bekal, dan berdoa kepada sang penciptasemoga adik selamat dan dipertemukan kembali suatu saat nanti.
Sebagai bukti bahwa ia berhasil dalam misinya, tak lupa sebelumnya Ki Karang Nio mengiris sedikit daun telinga sang adik, bukti kepada kakak-kakaknya.Â
Dan setabung darah segar (darah seekor anjing yang ia ganti) serta menunjukan mata pedang yang masih berlumuran darah.
Kisah Putri yang dihanyutkan ini, akhirnya selamat hingga terdampar di salah satu pulau bernama Pigai di Muara Aer Ketahun. Wilayah kuasa Setio Barat, tuanku Indrapura.
Disaat berburu terkejutlah ia melihat pesona putri nan cantik jelita, Putri Serindang Bulan yanh terdampar. Ditanyainya kisahnya mengapa ia terdampar di pulau ini.
Mendengar kisahnya, tersentuhlah hatinya tuk membawa sang Putri ke Indrapura. Dan dijadikan sebagai pendamping hidupnya.
Kemudian berkirimlah ia khabar baik sang Putri kepada saudara-saudaranya di Lebong. Dan mengundang mereka tuk berkunjung ke Indrapura.
Mendengar berita ini senanglah hati, Ki Karang Nio dan kakak-kakaknya yang dulu pernah berbuat jahat, hingga lupa dengan kejahatan yang pernah mereka lakukan.