Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Sedekah Bumi "Kedurai Agung" dalam Suku Rejang

23 Agustus 2021   18:48 Diperbarui: 24 Agustus 2021   12:47 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Sesepuh desa (memegang mikrofon) memimpin doa dalam tradisi sedekah bumi, Kamis (25/3/2021). (Foto: KOMPAS.COM/USMAN HADI)

Pertama Wujud Syukur

Kedurai, adalah salah satu ritual adat yang sakral bertujuan untuk mewujudkan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan tanah yang subur atau hasil panen yang baik. 

Puja-puji syukur kepada yang diatas atas limpahan nikmat dan rezeki yang berikan. Doa selamat karena hasil panen, kondisi/keadaan sehat wal afiat, kedamaian yang dirasakan. Karunia Tuhan yang besar kepada makhluknya. Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan, hehe..

Maka untuk itu Punjung/nasi kuning/nasi tumpeng dan bermacam jenis hasil bumi, pertanian/ternak dapat dijumpai dalam acara ini. Terhidang tuk dimakan secara berjamaah setelah doa usai.

Dalam ritual Kedurai, ditambahkan dengan doa lalu acara makan-makan, seperti syukuran. Dan berdoa semoga rezeki tahun depan semakin lancar. Amiin.

Kedua Wujud Tolak Balak

Kedurai Agung,  selain memohon kepada "Yang-Di-Atas" juga meminta pada roh-roh para leluhur untuk dijauhi akan adanya taak dari ninik puyang.

Diauhkan dari malapetaka. Dilepaskan dari musibah dan bencana yang sedang menimpa penduduk dan daerah tempat tinggal. Dan diberikan kenyamanan, kedamaian, ketentraman terhindar dari macam-macam permasalahan hidup. 

Pendeknya, tujuan untuk menghindar balak di kemudian hari. Baik untuk desa ataupun masyarakat yang bertempat tinggal disana. Kedurai Agung sumbang sih dari masyarakat, tokoh adat dan pemerintahan desa. 

Dilanjutkan ritual Belangea  dan memercikkan air “Sedingin” keseluruh arah dan juga melepaskan burung Merpati kalau ada. 

Baca: Istilah "Belangea dan Kesapo" dalam Suku Rejang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun