Maka untuk bermain, permainan dibuat dari hasil karya sendiri. Mobilan dari kayu, kapal-kapalan, layang-layang, senjata perang dari batang Pisang dan masih banyak lagi kalau mau disebutkan.
Tak heran jika anak-anak dahulu terampil, kreatif dalam membuat alat bermain. Bisa membuat permainan sendiri. Termasuk cakap dalam hal lainnya.
Karena sering berpetualang, belajar berenang, mandi bersama disungai, beramain lempar batu di air, memancing ikan disungai biasa dilakukan. Aksi Ngebolang, asyiknya menjadi bocah berpetualang.
Kalau ada yang bertanya betapa serunya saat itu? susah untuk dilukiskan dengan kata-kata. Betapa indahnya teman. Jika anda ragu tak percaya, silahkan bertanya pada generasi yang lahir dizaman itu? Hehe...
Perubahan telah tampak di permukaan. Batu besar dan kecil menonjol bermunculan terlihat. Pemandangan air sungai berbeda sekali.
Air sungai semakin kecil dan dangkal. Bila dibayangkan sepuluh tahun yang lalu, dalam dan arus airnya terasa deras mengalir, lubuk-lubuk tampak luas. Tapi kini...entahlah?
Memancing, menjala Ikan mudah sekali memperoleh hasil. Tapi kini, jangan mendapatkan Ikan. Bentuk Ikannya pun sudah jarang terlihat lagi.
Hanya sampah dan limbah sebagai makhluk hidup di air sungai. Sungguh pemandangan yang Ironis bukan.
Menurut pengamatan, terjadinya kondisi air sungai yang susut/surut didesa penulis saat sekarang. Masalah debit air memang semakin mengecil.
Dan banyak mata air hilang atau berkurang, diketahui terbentuknya air sungai berkaitan dengan mata air yang ada, yang mengalir dan bersatu dengan mata air lainnya membentuk aliran sungai.