Mohon tunggu...
muklisin purnomo
muklisin purnomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Ngaji

Penggiat Literasi Dakwah di Kulon Progo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aksentuasi Moderasi Beragama dalam Lingkungan Keluarga

15 Maret 2023   08:03 Diperbarui: 15 Maret 2023   08:05 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi dan budaya di Indonesia tentang makan bersama keluarga di meja makan telah menjadi bukti betapa berharganya tradisi tersebut. Melalui tradisi itu terlihat anak-anak Indonesia telah bertumbuh menjadi generasi-generasi bangsa yang saling menghargai, saling bergotong royong dan saling menerima satu dengan lainnya. Untuk itu tradisi ini di pandang perlu untuk dilestarikan, di samping bisa memupuk kehangatan dan keharmonisan keluarga  kegitan ini juga menjadi cara efektif dan kreatif menanamkan nilai tolerasni bagi anggota kelurga sehingga kelak di masa depan Indonesia akan melahirkan para generasi bangsa yang kuat dan berbudi pekerti luhur serta kepribadian  yang tangguh dalam perjalanan hidupnya.

Anti kekerasan 

Komunikasi dan hubungan adalah pola yang dikembangkan dalam mengatur interaksi antar anggota keluarga. Komunikasi dan hubungan merupakan satu hal yang tidak dapat diindahkan dalam menyelenggarakan biduk rumah tangga. Pola komunikasi dan hubungan senantiasa harus dibangun dengan baik, ada beberapa sikap yang perlu dikembangakan dalam sebuah keluarga di antaranya sesama anggota penuh dengan kerukunan dan kekeluargaan; sikap saling mencintai, menghargai, menghormati, memperhatikan dan mempercayai sesama anggota keluarga, perasaan sederajat dan senasib sepenanggungan, orang tua tidak bertindak secara otoriter, komunikasi yang cair antara sesame anggota keluarga.

Kehangatan yang dirasakah oleh setiap anggota keluarga akan melahirkan sebuah penghargaan, dukungan, dorongan serta responsivitas anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. Kurangnya kenghatan dalam sebuah keluarga memberikan efek positif yang meningkatkan mood agar sikap kepedulian tercipta dan empati satu sama lain.

Akomodatif Terhadap Budaya Lokal 

 Upaya menghidupkan fungsi sosial budaya dalam keluarga secara berkelanjutan akan menjadikan seluruh anggota keluarga mampu menggali dan mengembangkan kekayaan sosial budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kekayaan ini bukan hanya perlu dijaga atau dipelihara, tetapi perlu dilestarikan, dikembangkan dan dimantapkan keberadaannya, agar tetap eksis dan menjadi ciri khas budaya bangsa Indonesia.

Penitikberatan / ataupun pengarus utamaan moderasi beragama  di area  keluarga wajib berjalan alamiah serta informal. angka moderasi  di rumah dalam keluarga  hendak lebih realistis  bila dilakoni dengan edukasi habituasi  (habit training). Nilai-nilai moderasi haruslah  selaku  -meminjam sebutan Carlotte Masson- tanggapan yang hidup (living books) seperti bakteri yang memiliki energi hidup. Sekali bersarang , sanggup bertumbuh biak dengan sendirinya, menggandakan diri dalam  kembangan ide-ide anyar. Output dari itu seluruh itu yaitu terciptanya keturunan bangsa yang ada tabiat normal serta prestisius yang pada hasilnya menghantarkan negeri selaku hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun