"Aku sudah menunggunya lebih dari seminggu yang lalu sejak orang tuaku panen, tapi malah seenaknya di tumbuhi jamur" jawab Raka, masih kesal.
"Pasti burung-burung di sawah sudah bertelur sekarang, gimana kalau sarangnya di pucuk ranting pohon. Nanti kalau ada angin atau hujan, terkena badai pasti sarangnya jatuh dan telur-telur burung akan pecah" gerutu Raka.
"Tenang Raka, burung-burung itu pasti akan menempatkan sarangnya di tempat yang paling aman kok" jelas Bima, masih berusaha menenangkan Raka.
"Tapi kan.... Yasudahlah" Raka mulai pasrah.
"Besok kita balik lagi ke sawah dan lihat keadaan sarang burung yang ada di sana. Kita perbaiki kalau dirasa tidak aman" ujar Bima sambil memegang pundak Raka.
Akhirnya, mereka berdua pulang ke rumah dengan perasaan lega. Hari selanjutnya mereka akan kembali lagi ke sawah bersama.
***
Malam hari Pak Arif dan Bu Ningrum sedang berbincang di ruang keluarga dengan ditemani singkong goreng di meja. Suara jangkrik yang bersahutan pun ikut menemani obrolan sepasang suami istri tersebut.
"Bu, ayo besok kita lihat keadaan sawah" ajak Pak Arif setelah menyesap kopi hitam.
"Ayok, Pak. Sepertinya hawanya ini cocok buat di tanem buah melon Pak".
"Yasudah, Bu. Besok kita lihat kondisi sawah, setelah itu kita cari bibit melon yang unggul".