Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan Secara Daring, Efektifkah?

7 Januari 2024   18:10 Diperbarui: 9 Januari 2024   09:15 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Tak sengaja penulis melihat ke arah laptop tersebut, rupanya ada seorang fasilitator di ujung kamera sedang memberikan materi tentang sesuatu. Namun kamera milik teman penulis di laptop tidak aktif dan mikrofonnyapun seperti dimatikan, hanya suara orang bercakap-cakap di sana sangat jelas terdengar.  Namun,  mereka tidak bisa monitor ke sini, karena kamera dimatikan.

Penulis penasaran, melihat tidak ada orang satu pun di ruang tersebut. Dengan tergopoh-gopoh penulis menelpon kawan tersebut. Rupanya Dia sudah keluar  untuk makan siang. Penulis bertanya , "Berapa lama ?" Dia pun menjawab, 'Sekitar 1 Jam  Pak!' Dengan keheranan penulis bertanya ulang. "Ini rapat Via Zoom kenapa ditinggalkan begitu saja?'  Kemudian Dia menjawab, Oh...!Itu tidak mengapa Saya cuma cari sertifikat saja, " ujarnya.

Penulis hanya menjawab Ohh...! Sambil pamit untuk menutup telpon.
Itulah sekelumit kisah yang berkembang dan menjadi rahasia umum di negeri ini selama pelatihan daring dilangsungkan.

Intinya dalam pelatihan tersebut adalah peserta sudah mendaftar dan masuk pada saat pembukaan, selanjutnya silakan diatur sendiri oleh peserta yang penting,  kameranya  dan mikrofon jangan dimatikan.

Pertanyaan lanjutan adalah jika ilustrasi di atas berkembang dimana- mana seperti itu. Apakah pelatihan itu hanya menjual sertifikat atau peserta hanya hadir secara formal, namun tidak terlibat secara aktif dalam pelatihan daring akan tetapi dapat sertifikat. Pertanyaannya "Boleh Tah?"

Biasanya menurut informasi dari teman penulis yang sering ikut untuk pengumpulan sertifikat, di ujung pelatihan kadang pihak penyelenggara meminta dana seberapa ikhlas untuk sertifikat. Nah...! bagaimana dengan ilmu yang ada dalam pelatihan tersebut padahal di belakang sertifikat sudah ditabulasi dengan jelas random pelatihan mulai jam berapa, materi apa, berapa jam dan siapa penyaji?


Teknik Pelatihan Daring

Hampir semua pelatihan yang dilaksanakan, terlepas siapa atau instansi mana yang melaksanakan selalu disiapkan secara matang. Artinya, mulai dari penjelasan tentang materi, vedeo atau model yang disajikan sampai pada instrumen untuk pengukuran. Apakah materi yang disampaikan sudah tersampaikan atau belum?

Kemudian, hampir setiap pelatihan daring  selalu saja ada vedeo dituntut untuk ditonton. Vedeo tersebut berisi tentang aplikasi konsep yang diajarkan. Namun  sudah menjadi rahasia umum setiap vedeo yang diminta untuk ditonton secara langsung atau disiarkan di Chanel YouTube. 

Berbicara Chanel YouTube, berarti berbicara dua tombol dan satu permasalahan. Pertama tekan tombol subscribe dan notifikasi serta share  vedeo tersebut minimal berapa grup di media sosial. Selanjutnya setiap Jam Tayang,  subscribe dan komentar   adalah cuan semua bagi pemilik chanel. Nah...! pertanyaan muncul lagi sebanding kah ilmu dan sertifikat yang didapat,  jika dibandingkan dengan pundi -pundi rupiah yang didapat pemilik chanel?

Sekilas tidak menjadi masalah, pembaca akan beranggapan bahwa inikan ada mutualisme dan simbiosis. Artinya,  kedua- duanya mendapatkan keuntungan, pihak pelaksana mendapatkan cuan yang banyak dari jam tayang, sedangkan peserta dapat sedikit ilmu dan sertifikat yang digunakan untuk pengembangan diri pada saat usulan kenaikan pangkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun