Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

P5, dalam Kurikulum Merdeka Mengalami Dilema

12 November 2023   15:54 Diperbarui: 14 November 2023   21:35 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Dokumen Pribadi 

Alokasi jam tersebut diintegrasikan dengan jam wajib yang dilakukan oleh setiap guru Baik PNS, PPPK dan honor. Pertanyaannya mengapa P5 Ini harus diberikan pelayanan secara terpisah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis harus membawa pembaca pada masa pembaca berada di sekolah pada zaman Tahun 90-an. 

Pada masa tersebut siapa saja yang baru masuk sekolah baik SMP/MTs/ sederajat, maupun SMA/ SMK sederajat wajib mengikuti penataan P4. Dalam penataran tersebut, setiap calon siswa baru diajarkan mengenal filosofi berbangsa, bernegara, peduli sesama dan menumbuhkan rasa toleransi yang tinggi dalam kebhinekaan.

Latar Belakang diterapkan P5

Penerapan Kurikulum Merdeka yang berlaku selama ini adalah sebuah perubahan bagi kurikulum sebelumnya. Artinya, ada keresahan yang muncul pada generasi muda  saat ini berkaitan dengan sikap, toleran, gotong-royong, empati, kritis dan kreatif. Mereka merupakan produk kurikulum sebenarnya..Hal ini dapat ditarik benang merah bahwa pola pikir,  sikap dan sebagainya terhadap generasi Hari ini akan tampak pada sepuluh tahun mendatang. 

Keresahan - keresahan yang dimunculkan oleh peserta didik atau generasi muda saat ini adalah sebuah hasil tempahan kurikulum sebelumnya. Walaupun kalau dibuat sebuah kajian mendalam,  hal ini tidak semuanya benar. Artinya, ada faktor lain yang membuat karakter generasi muda melenceng dari aturan yang diharapkan. 

Gambaran karakter, jiwa pancasilais kritis dan kebhinekaan yang ada pada generasi muda mulai hilang. Beberapa representasi yang dapat dijadikan indikator rubuh nya karakter peserta didik hari ini.  Hal  ini ditandai munculnya organisasi - organisasi kecil tapi sadis dalam bentuk begal, tawuran antar kelompok pelajar yang menjatuhkan korban serta masih banyak peristiwa lain yang menunjukkan perlunya sebuah  perubahan sikap dari peserta didik hari ini. 


Aplikasi dan Realisasi Lintas Disiplin Ilmu 

Merujuk  pada Kemendikbud Ristek No 56/M/2022 menyatakan bahwa  P5 adalah sebuah Kegiatan Kokuriker yang dirancang berbasis  proyek untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi peserta didik. 

 Bersandar pada kutipan tersebut dapat dipahami bahwa P5 Ini sebuah kegiatan kokuriker,yang dirancang berhubungan dengaan pembelajaran yang berlaku dalam sistem akademik, Bukan sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan diluar jam pembelajaran tatap muka. 

Dengan bahasa yang sangat sederhana  bahwa  P5 Ini adalah  suatu wadah tempat tumpah ruah nya segala disiplin ilmu yang berdiferesiasi. Proyek yang dirancang dalam P5 Ini mengacu pada semua mata pelajaran dengan tema yang sudah disiapkan. 

 Tujuan yang diharapkan adalah munculnya karakter profil Pelajar Pancasila meliputi kerjasama, gotong royong, kebhinekaan, dan berpikir kritis. Karakter  profil pelajar pancasia ini akan muncul secara alamiah melalui praktik - praktik yang diberikan dalam bentuk proyek dan laporan yang dibuat peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun