Mohon tunggu...
Mukhamad Ikhsan
Mukhamad Ikhsan Mohon Tunggu... -

Praktisi dalam bidang Teknologi Informasi. Memiliki ketertarikan dalam bidang politik Islam, sosial, psikologi dan dunia menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Propaganda, Distorsi, dan Kekuasaan

23 September 2017   06:55 Diperbarui: 23 September 2017   07:13 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut kbbi arti propaganda adalah "penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu". Sehingga dari makna bahasa kita tidak dapat menisbatkan kata propaganda ini apakah berkonotasi negatif atau positif, tergantung dari apa yang dipropagandakan.

Sedangkan salah-satu makna distorsi menurut kbbi adalah "pemutarbalikan suatu fakta, aturan, dan sebagainya; penyimpangan".

Kedua kata ini memiliki arti yang berdiri sendiri karena kedua kata tersebut adalah kata benda sehingga dua kata ini tidak bisa dijadikan satu frasa yang sama, sehingga mau tidak mau saya menggunakan konjungsi (kata hubung) dan untuk menjadikannya kedalam satu frasa.

Propaganda dan Kekuasaan

Ketika berbicara propaganda maka satu hal yang perlu kita cermati adalah pelaku propaganda haruslah memiliki saluran informasi untuk dapat melakukan propaganda, semakin baik saluran informasi tersebut maka semakin efektif propaganda tersebut mempengaruhi massa atau masyarakat. Sehingga publik-publik figur yang menjadi sumber berita lebih mudah melakukan propaganda terhadap masyarakat. Hal ini menjadi sangat berbahaya ketika publik-publik figur tersebut melakukan propaganda yang sifatnya mendistorsikan fakta yang ada, jumlah orang yang terpengaruh dengan distorsi fakta tentunya signifikan.

Semakin berbahaya lagi jika yang melakukan distorsi adalah entitas yang paling dianggap kredibel untuk membuat propaganda, yaitu pemerintah. Sehingga pernyataan yang disampaikan oleh Rocky Gerung "Pembuat hoax terbaik adalah Penguasa" menjadi relevan. Karena secara konsensus dipahami bahwa pemerintah adalah artikulasi dari rakyat, sehingga propagandanya dianggap berasal dari suara rakyat, yang pada faktanya tidak selalu demikian.

Sudah maklum di tengah masyarakat ada persepsi bahwa keberadaan pemerintah adalah untuk mengatur hajat rakyat. Sehingga sudah semestinya kebijakan-kebijakan atau propaganda-propagandanya adalah untuk kepentingan hajat rakyat. Persepsi tersebut memang sudah seharusnya seperti itu, tetapi sayangnya persepsi tersebut bisa jadi tidak sesuai kenyataan. Karena pada faktanya bisa jadi kepentingan yang diperhatikan pemerintah adalah kepentingan yang lain misalnya kepentingan dirinya, kepentingan pendukungnya, atau kepentingan pihak ketiga (pemodal) yang memberikan "komisi" jika kepentingannya dipenuhi oleh pemerintah.


Selain persepsi umum diatas, pemerintah juga memiliki perangkat-perangkat hukum yang bisa digunakan untuk menciptakan propaganda yang luar biasa masif. Baik propaganda tersebut sifatnya pernyataan seperti press release, atau juga propaganda yang sifatnya aktifitas, misal pembuatan undang-undang, eksekusi oleh aparat dan lainnya.

Kenapa pembuatan undang-undang atau eksekusi oleh aparat dikatakan propaganda? karena secara tidak langsung hal tersebut memberikan penerangan kepada masyarakat apa yang dianggap benar atau salah oleh pemerintah. Bahkan dapat dikatakan ini adalah propaganda paling efisien, karena rakyat secara hukum harus menerima propaganda ini, walaupun bisa jadi undang-undang atau eksekusi tersebut bukan untuk kepentingan rakyat.

Sehingga dapat dipahami berbahayanya jika propaganda berupa undang-undang atau eksekusi itu terkandung distorsi. Ketika dipahami untuk kepentingan rakyat tetapi pada faktanya bukan, maka yang terjadi bukan hanya kepentingan rakyat yang diabaikan, tetapi lebih parah lagi rakyat tertipu karena menganggap hal itu untuk kebaikannya padahal bukan.

Lebih baik kita tahu bahwa kita sedang dijajah, daripada kita berpikir kita sedang merdeka tetapi hakikatnya dalam penjajahan.

Hal yang berbahaya dari distorsi seperti ini adalah rakyat tidak merasa ada yang salah sehingga meng-iya-kan propaganda-propaganda tersebut dan tidak melakukan koreksi sehingga kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut justru memberikan mudharat kepada masyarakat.

Penguasa atau Pemimpin Tidaklah Maksum

Dari pemaparan diatas ada satu prinsip yang dapat disimpulkan bahwa, pernyataan-pernyataan penguasa atau pemerintah tidaklah mutlak benar, kontrol dan koreksi adalah sebuah kemutlakan karena manusia tidak lepas dari kesalahan. Hal ini sejalan dengan pernyataan-pernyataan khalifah-khalifah terdahulu ketika mereka diangkat menjadi khalifah.

Dalam pidato pertamanya saat Khalifah Abu Bakar Assiddiq ra dilantik menjadi pemimpin umat, ia tak menyatakan rasa syukur, apalagi terlihat gembira atau mengadakan pesta.

"Saudara-saudara, aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik diantara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan. 'Orang lemah' di antara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. 'Orang kuat' di antara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya. Janganlah diantara kalian meninggalkan jihad, sebab kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah Subhanahu Wata'ala. Patuhlah kalian kepadaku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mematuhiku. Kini marilah kita menunaikan Shaat semoga Allah Subhanahu Wata'ala melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua."

Begitu juga apa yang terjadi pada khalifah kedua Umar bin Khattab. Ketika Umar dilantik jadi khalifah, ia justru menangis. Orang-orang pun bertanya, "Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau menangis menerima jabatan ini?"

"Aku ini keras, banyak orang yang takut padaku. Kalau aku nanti salah, lalu siapa yang berani mengingatkan?" Tiba-tiba, muncullah seorang Arab Badui dengan menghunus pedangnya, seraya berkata, "Aku, akulah yang mengingatkanmu dengan pedang ini." "Alhamdulillah," puji Umar pada Ilahi, karena masih ada orang yang mau dan berani mengingatkannya bila ia melakukan kesalahan.

Begitu juga yang terjadi ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah. Umar berpidato dengan ucapan yang menggugah. "Taatlah kamu kepadaku selama aku ta'at kepada Allah. Jika aku durhaka kepada Allah, maka tak ada keharusan bagimu untuk taat kepadaku.".

Demikianlah sikap-sikap yang dibangun oleh generasi-generasi terbaik umat Islam, para pemimpin pada saat bukan hanya tidak melarang untuk melakukan koreksi, bahkan berharap untuk dikontrol dan diingatkan oleh Umat.

Kontrol dan Kritik

Sikap yang harus dibangun oleh setiap individu dalam masyarakat adalah keadilan menjadi nomor satu. Walaupun pada asalnya posisi pemerintah tentu lebih kuat karena memiliki perangkat-perangkat hukum untuk melaksanakan kehendaknya. Tetapi masyarakat harus memastikan bahwa penggunaan perangkat-perangkat hukum oleh pemerintah sedianya demi kemaslahatan masyarakat dan wajib mengkontrol dan mengkritik jika ada kebijakan-kebijakan yang justru menyengsarakan rakyat atau kebijakan yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu sembari mengabaikan kemaslahatan rakyat. Selain itu masyarakat pun harus peka akan propganda-propaganda yang dilakukan pemerintah apakah benar itu untuk kepentingan rakyat atau bukan, sehingga jangan sampai ada edukasiyang menyesatkan ditengah-tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun