Mohon tunggu...
Mujai Yanah
Mujai Yanah Mohon Tunggu... -

simple person

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Sebuah Jawaban (Part 2 -End)

8 Juni 2011   22:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:43 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Mau kemana?” tanya pemilik tangan itu.

Gina pun berpaling, degup jantungnya tak bisa berhenti, malah semakin cepat. Wajah ini, yang begitu ia rindukan, ah kenapa harus muncul lagi di hadapannya.

“Masuk yuk, aku sudah pesankan Caffucino kesukaan kamu...” ajak Bagus sambil menuntunnya.

Gina mengikuti langkah Bagus, seperti berjalan menuju keabsurdan atau mungkin juga labirin raksasa, karena ia yakin ia takkan bisa menemukan jalan keluar lagi, hufffhh...

“Apa kabarmu ?” tanya Bagus dengan santainya.

Gina masih bernegosiasi dengan pikiran dan hatinya sendiri. Ia terlalu sibuk memikirkan banyak hal, ditambah lagi siluet-siluet masa lalu yang terus bergantian ditayangkan di hadapannya.

“Hey manis... ngelamunin aku ya ?” tanya Bagus lagi masih dengan flat nya.

“Eh.. kabar aku baik, kamu gimana ?” Suasana masih begitu canggung. Bahkan saat ini Gina tak tahu harus mengobrol apa lagi.

“Aku... baik donk.. Eh... anak kamu udah berapa ?”

Deg.. jantung Gina langsung pengen copot, kenapa Bagus bertanya seperti itu.

“A-k-u...b-e-l-u-m...m-e-r-i-d” jawab Gina terbata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun