Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keseruan Belajar di English Studio dengan Cambridge English Books

6 November 2016   05:27 Diperbarui: 6 November 2016   20:01 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan dengan jadwal yang cukup padat tapi menyenangkan. Ditambah lagi (ini yang sangat penting nih.hehe), buku yang digunakan macam-macam, ada IELTS Barrons, IELTS Collins, Focus on IELTS Longman, dan pastinya IELTS Cambridge. Hihihh.

Itu saja bahkan sudah bikin muntah-muntah dan pusing-pusing. Serius. Tapi jaminannya, insya Allah, jika kita belajar dengan tekun, berkemauan tinggi, dan pantang menyerah, saya yakin akan sampai pada titik yang ia tidak akan sangka-sangka.

Percaya tidak percaya, metode semi-privat dengan catatan progress tiap pekannya akan membuat para students dapat memahami kekurangannya serta kelebihannya masing-masing.

Beberapa temen-temen saya dan pengakuan-pengakuan student yang bilang begitu. Awalnya saya ga bisa speaking atau sama sekali. Modal hancur. Tapi setelah masuk ES, saya merasa banyak peningkatan dan drastis. Bla bla bla…bla bla bla…Terima kasih Klinik TongFang. Eh, Terima kasih ES. Bukan saya yang bilang lho. Suwer.

Keuntungannya? 

Metode belajarnya? Saya paling bersemangat kalau masalah ini nih. Hehe. Pokoknya metode belajarnya oke pake banget. T. O. P pake Be Ge Te. Hm, di sana kita sudah mulai belajar dari jam 6 pagi hingga pukul 9 malam. Wow. Jam 6 sampai jam 5 sore itu kelas inti, meeting with tutor. Jadi, selama jam itu, ditemani oleh satu orang tutor yang siap mendampingi dan mengobservasi setiap inci progressyang telah kita capai.

Jam 7 sampai jam 9, kalau tidak ada kelas tambahan meeting with tutor, biasanya kelas online. Jadi, jika anak-anak ES sering tetap di tempat kursus hingga jam 9 ya untuk tujuan itu. Sekedar informasi, ada tiga wadah online platform yang disedikan ES secara gratis untuk meningkatkan kemampuan writing dan structure para students. Mantap, kan? Hehe.

Insya Allah tidak akan ada waktu untuk keluyuran ke mana-mana. Kecuali beberapa student yang kecanduan ngopi, ngobrol, dan ngerasa fakir asmara. Pasti ada aja alasannya untuk mampir ke café atau warung kopi terdekat selepas kelas.  

Sering senang (saya nggak iri kok, sumpah) liat kakak-kakak dan dedek-dedek alumni ES angkatan sebelum saya sudah banyak yang keluar negeri melanjutkan sekolahnya. Separuh dari mereka dapat 6.5, selebihnya yang dapat 7 atau 7.5 itu tingkatan dewa.

Ada yang melanjutkan ke Amrik, Aussi, Belanda, dan UK. Anak ES paling banyak ke UK. Entahlah, dugaan saya cuma dua. Supaya bisa nonton bola langsung dari tempat kick-off. Atau pengen selfie ama mas super ganteng dan cuek yang namanya Benedict Cumberbatch itu. Uh, terserah mereka sajalah. Yang penting ga dideportasi.

Ada juga yang paling aneh. Datang ke ES ga punya tujuan apa-apa. Cuma mo belajar bahasa Inggris. Itu doang (fix, kemungkinan besar ini gw). Tapi saya benar-benar menikmatinya. Lebih rileks aja belajarnya. Ga diburu-buru target musti nyampe skor sekian koma sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun