Dalam konteks bisnis, ini sangat relevan. Ketika kamu memulai sesuatu yang baru, pasti ada saja yang nyinyir. "Ah, mana bisa sukses?" "Bisnis itu susah!" "Mending cari kerja yang pasti-pasti aja." Jika kamu terlalu memikirkan apa kata orang, kamu akan terjebak dalam lingkaran ketakutan dan tidak akan pernah berani melangkah.
Pelajaran penting:
- Ketetapan hati adalah kuncinya. Adlerian Philosophy menyebutnya "courage to be happy." Untuk bisa bahagia dan mencapai tujuanmu, kamu harus punya keberanian untuk tidak disukai. Ini bukan berarti kamu jadi anti-sosial atau tidak peduli dengan orang lain, tapi kamu perlu memisahkan antara "tugasmu" dan "tugas orang lain." Tugasmu adalah mengembangkan bisnismu, berinovasi, dan memberikan nilai. Tugas orang lain adalah menerima atau tidak menerima bisnismu, menyukai atau tidak menyukai pilihan hidupmu.
- Fokus pada kontribusi. Daripada sibuk memikirkan bagaimana orang lain melihatmu, fokuslah pada bagaimana bisnismu bisa memberikan kontribusi positif. Ketika kamu berfokus pada memberikan nilai, validasi akan datang dengan sendirinya, bukan karena kamu mencarinya, melainkan karena bisnismu memang layak diapresiasi.
Teknik Mengatasi Overthinking: Mengubah Kecemasan Menjadi Aksi
Sebagai seorang calon pebisnis, kamu pasti sering merasakan yang namanya overthinking. Memikirkan terlalu banyak skenario negatif, menganalisis berlebihan setiap detail, dan akhirnya, justru jadi stuck dan nggak bisa memulai. "Gimana kalau gagal?", "Modalnya kurang?", "Nanti kalau nggak ada yang beli gimana?". Pikiran-pikiran ini bisa jadi racun yang mematikan ide-ide brilianmu.
Buku Teknik Mengatasi Overthinking (mungkin merujuk pada prinsip-prinsip kognitif perilaku atau teknik mindfulness) mengajarkan kita untuk mengidentifikasi dan mengelola pikiran-pikiran yang berputar-putar di kepala.
Pelajaran penting:
- Identifikasi dan pisahkan fakta dari asumsi. Seringkali, overthinking terjadi karena kita mencampuradukkan fakta dengan asumsi atau ketakutan. Cobalah untuk menuliskan kekhawatiranmu. Lalu, tanyakan pada dirimu: "Apakah ini fakta atau hanya asumsi?" Dengan memisahkan keduanya, kamu bisa melihat gambaran yang lebih jelas.
- Fokus pada apa yang bisa dikontrol. Banyak hal di luar kendali kita. Kamu nggak bisa mengontrol apakah kompetitor akan muncul, atau apakah ekonomi akan memburuk. Tapi, kamu bisa mengontrol seberapa keras kamu bekerja, seberapa baik kamu melayani pelanggan, dan seberapa inovatif kamu. Fokuskan energimu pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan.
- Lakukan aksi kecil. Salah satu cara terbaik untuk menghentikan overthinking adalah dengan melakukan aksi. Bahkan jika itu adalah langkah kecil. Misalnya, daripada terus memikirkan ide bisnismu, cobalah membuat prototype sederhana, atau melakukan riset pasar kecil-kecilan. Aksi akan memecah lingkaran overthinking dan memberimu momentum.
Pilar Keterampilan & Pertumbuhan: Atomic Habits
Memulai dan menjalankan bisnis itu bukan soal melakukan satu hal besar. Justru, keberhasilan itu dibangun dari tumpukan kebiasaan-kebiasaan kecil yang konsisten. Inilah inti dari buku Atomic Habits karya James Clear.
Kekuatan Kebiasaan Kecil yang Konsisten
James Clear menjelaskan bahwa perubahan nyata datang dari efek kumulatif ratusan keputusan kecil dan harian yang kita buat. Bayangkan, kamu ingin punya bisnis e-commerce. Kamu nggak akan langsung jadi pengusaha sukses dalam semalam. Tapi, dengan kebiasaan kecil seperti:
- Menyisihkan 15 menit setiap hari untuk riset produk.
- Menulis satu daftar ide konten untuk media sosial setiap pagi.
- Mengalokasikan waktu 30 menit untuk mempelajari marketing setiap sore.
- Melakukan evaluasi penjualan setiap minggu.
Semua kebiasaan kecil ini, jika dilakukan secara konsisten, akan menumpuk dan menghasilkan perubahan besar.