Mohon tunggu...
Muizzuddin
Muizzuddin Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah,

Event the best can be improve

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menjalani Ramadan di Tengah Krisis Pandemi

3 Mei 2020   16:50 Diperbarui: 3 Mei 2020   16:56 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dari itu sikap seorang muslim untuk mempertemukan dirinya menyambut bulan ramadhan seharusnya sangat senang dan sangat bersinergi untuk lebih meningkatkan amal ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan menjadi insan cipta yang terbaik yang bisa memberi manfaat kepada dirinya sendiri maupun orang lain. Serta meningkatkan kualitas & kuantitas amal ibadah bukan hanya ibadah wajib saja yang dikerjakan, namun yang sunnah pun turut dikerjakan, karena ganjaran pahala yang dilakukan akan dilipatgandakan pada bulan tersebut.

Tidak sepatutnya seorang muslim mengerjakan amal yang sia-sia di bulan Ramadan seperti; tidur seharian, tidak mengerjakan apapun selain yang wajib saja, dan mengerjakan yang wajib pun hanya sebatas kewajiban, bukan sebagai kebutuhan. 

Seorang muslim harus memprioritaskan amalan dalam dimensi kualitas bukan kuantitas, karena bukan kuantitas yang menentukan diterimanya amal melainkan kualitas ibadah lah yang menentukan diterimanya amal tersebut. Allah Swt tidak akan menerima suatu amal ibadah kecuali dengan kesungguhan dan keistiqomahan dalam beribadah.

Ada dua hal penting yang harus kita Tanami dan harus kita laksanakan: pertama yaitu, ikhlas; dan kedua yaitu sesuai dengan tuntunan Nabi besar kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam atau Ittiba’, karena apabila ibadah hanya bergantung kepada keikhlasan namun tidak sesuai tuntunan nabi amal kita maka akan tertolak, sebaliknya apabila amal kita sesuai dengan tuntunan Nabi namun tidak tertanam dalam diri kita keihklasan pun tertolak. Kedua perkara tersebut harus menjadikan dasar amal ibadah kita, karena dua hal itulah yang menentukan amal ibadah kita diterima atau ditolak.

Demikianlah hikmah dari salah satu ibadah yang ada, tinggal diri kita yang menentukan apakah kita mengerjakan amalan hanya sebatas menggugurkan kewajiban, atau kita bisa mengambil hikmah dibalik amalan-amalan ibadah yang kita laksanakan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun