Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kenapa Anda Masih Betah Menulis di Blog Berjemaah?

18 Oktober 2020   13:24 Diperbarui: 5 Januari 2021   20:21 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ngeblog. (sumber: unsplash.com/@arnelhasanovic)

Ini pertanyaan muncul untuk meneguhkan (bukan menafikan) eksistensi Anda sebagai narablog yang menulis di blog berjemaah.

Jadi, artinya bahwa jawaban atas pertanyaan ini bisa panjang ceritanya.Tergantung persepsi dan pemikiran Anda masing-masing. Bukankah Anda secara kasatmata adalah manusia tak sedikit kata? Artinya, Anda sangat kaya dengan kata dan jauh dari fakir kata. Dan, apalagi kehabisan kata.

Jangan berpikir negatif dan berprasangka buruk dulu, atau salah paham, bahwa pertanyaan ini bukan untuk memengaruhi, atau memprovokasi Anda untuk rajin atau tidak rajin menulis di blog berjemaah itu. Bukan, bukan begitu.

Karena urusan rajin atau tidak, urusan mau atau tidak, itu adalah urusan pribadi Anda masing-masing. Tetapi, adalah lebih baik dan sangat bersyukur, jika Anda termasuk orang yang rajin dan konsisten untuk terus menulis.

Ini, paling tidak, agar dalam aktivitas Anda menulis itu memiliki renjana dan landasan pemikiran filosofis. Jadi, Anda tidak sekadar menulis. 

Dengan kata lain, pertanyaan mendasarnya yang Anda harus jawab adalah, kenapa dan untuk apa Anda menulis? Atau, apa pentingnya Anda menulis selama ini, khususnya di blog berjemaah ini? 

Gambar diolah dari SHUTTERSTOCK.com
Gambar diolah dari SHUTTERSTOCK.com
Berkarya, Berbagi, dan Menginspirasi

Sejatinya menulis itu adalah kreativitas. Ekspresi kebebasan dalam menyampaikan gagasan dan pemikiran. Anda bisa mencurahkan pemikiran dan gagasan Anda sebebas-bebasnya, tanpa terbebani rasa apa pun. 

Ya menulis saja. Hanya tentu dengan tetap memperhatikan rambu-rambu dan aturan lalu lintas menulis, agar tidak kebablasan, mengganggu kebebasan orang lain, dan melanggar peraturan yang ada, lalu merugikan diri sendiri dan orang lain. Begitu kan? Jadi enggak bebas jatuhnya ya? 

Karena yang namanya kebebasan itu dibatasi oleh kebebasan orang lain. "al-huriyyatu mahdudatun bi huriyyati gairih," kata "dai sejuta umat", almarhum KH. Zainuddin MZ. Jadi, Anda menulis itu bebas tapi terbatas, atau dibatasi. Jadi, intinya, tidak bebas dong? Bebas, tapi bertanggung jawab. Begitu. Sama saja ya?

Yang jelas, Anda menulis itu seperti Anda berkendara di jalan raya, hati-hati, patuhi rambu-rambu lalu lintas, dan lengkapi surat-surat kendaraan Anda, agar selamat dan terhindar dari kecelakaan. Jelas, takada yang takingin selamat dan terhindar dari kecelakaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun