Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Misteri, Virus Mematikan Apa yang Dibawa Burung Ababil Itu

28 Januari 2020   17:50 Diperbarui: 28 Januari 2020   21:50 7775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today

Maka, menurutnya, bahwa thair adalah sejenis nyamuk atau lalat yang membawa kuman-kuman penyakit (virus, penulis). Dan batu itu dari tanah kering beracun yang dibawa oleh angin sehingga bergantungan di kaki binatang-binatang (yang terbang) itu, dan yang apabila menyentuh manusia akan mengakibatkan luka yang akhirnya memusnahkan tubuh dan menjatuhkan daging yang melekat di tubuh itu.

Sedemikian ganasnya wabah penyakit (virus) itu sehingga daging-daging tubuh tentara bergajah itu berjatuhan (rontok), termasuk pemimpin pasukannya juga mengalami nasib serupa. Abrahah, walaupun dapat bertahan hingga tiba di kota asalnya, San'a di Yaman, di sana ia pun meninggal.

Tapi tafsir Abduh dibantah oleh penafsir lain, seperti Sayyid Quthub dan Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi.

Sayyid Quthub menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah peristiwa luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Murni kekuasaan Allah untuk memelihara rumah-Nya (Ka'bah).

Apalagi riwayat-riwayat yang mengungkap peristiwa tersebut tidak ada yang mendukung penafsirannya sebagai wabah campak atau lepra.

Terlebih yang terdampak itu hanya pasukan bergajah saja, tetapi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tidak terdampak sama sekali.

Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi hampir sama, menyatakan bahwa peristiwa itu di luar hukum sebab dan akibat yang lumrah diketahui.

Artinya, bukan berdasarkan "sebab-akibat" atau "aksi dan reaksi" tetapi semata-mata berdasarkan perbuatan Tuhan atau "tangan" Tuhan sendiri. Dan peristiwa itu tidak bisa ditakar atau diukur dengan kebiasaan pemahaman para makhluk Tuhan.

Bahkan, menurut asy-Sya'rawi, kalau itu disebabkan oleh wabah atau virus campak atau lepra, tentu kematiannya ada proses lama, tidak mendadak (dalam waktu singkat) seperti kematian (tewas) di tempat yang dialami pasukan bergajah ini, bagaikan daun-daun yang dimakan ulat. (Lihat, M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, th. 2002, hal. 620-623).

Ini saya tulis, bukan berarti bahwa virus Corona yang viral sekarang ini, mewabah dan sudah memakan korban di Wuhan, China, dan konon virusnya tersebar karena kelelawar (kampret) itu adalah mirip, atau menyamakannya dengan yang terjadi dalam sejarah peristiwa dramatis kematian yang mengenaskan Abrahah dan pasukan gajahnya pada 15 abad yang lalu. Bukan.

Walaupun agak mirip karena virus itu dibawa oleh kelelawar (sejenis burung, kalau mengikuti penafsiran Muhammad Abduh), bahwa sejenis burung-burung yang beterbangan massif yang membawa semacam virus (cacar, campak atau lepra) yang menyebabkan tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya itu. Atau jangan-jangan itu juga virus Corona yang sekarang menjadi populer. Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun