Sehingga momentum atau perayaan demokrasi tersebut hanya menjadi ladang "politik uang". Selain daripada itu hegemoni agama, budaya, dan perangkat nilai sosial yang lain hanya menjadi kendaraan bagi kelompok yang mempunyai hasrat kekuasaan.
Perilaku politik diatas menunjukan degradasi politik sebagai suatu sistem maupun sebagai nilai. Politk yang seharusnya menjadi usaha untuk distribusi keadilan justru terbalik.
Peadaban politik zaman sekarang didominasi hasrat untuk mempertahankan kekuasaan. Tentunya perilaku semacam ini di pengaruhi banyak faktor. Mulai dari figur politik, regulasi yang ketat, serta edukasi politik yang kurang memadai. Sehingga tafsir terhadap politik cenderung menjadi derogatif.
Untuk mengembalikan marwah politik agar kembali pada konstruksi idealnya butuh komitmen kuat dari seluruh lapisan bangsa. Artinya, butuh gerakan kolektif untuk menyembuhkan "penyakit" masyarakat terhadap politik.
Sehingga tafsir politik sebagai biang kekacauan, biang korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dapat terhindarkan. Politik harus dikembalikan pada basis awal kemunculannya sebagai perwujudan keadilan dengan bingkai moralitas dan nilai-nilai kebaikan untuk mewujudkan rakyat adil makmur, indonesia PRIMA