Mohon tunggu...
Muhtia Luchfi
Muhtia Luchfi Mohon Tunggu... Freelancer - Industrial Engineering Students Double Degree

An Industrial Engineering @SampoernaUniversity @UniversityofArizona

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Bulan Terbelah di Langit Amerika", Menguak Pandangan Islam di Mata Dunia

21 Februari 2018   18:45 Diperbarui: 21 Februari 2018   18:48 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Novel "Bulan terbelah di Langit Eropa" ialah novel popular yang menceritakan tentang perjalanan Hanum Salsabila Rais dan suaminya, Rangga Almahendra saat berada di Amerika. Novel ini, merupakan lanjutan dari buah tangan Hanum sebelumnya, seperti "99 cahaya di Langit Eropa" dan "berjalan di Atas Cahaya". Berawal dari keduanya mendapatkan tugas dimana Hanum, yang bekerja sebagai wartawan dalam surat kabar Heute Ist Wunderbar, mendapatkan tugas untuk membuat artikel yang berjudul "would world be better without Islam?". Hal ini merupakan tantangan sekaligus ajang bagi Hanum untuk mebuktikan bahwa Islam tidak bersalah mengenai kejadian WTC tahun 2001.

Secara kebetulan Rangga juga mendapatkan tugas untuk mewawancarai seorang narasumber yang unggul dalam hal bisnis, bernama Philipus Brown, salah satu korban dalam kejadian "Black Tuesday", sehingga dalam novel ini lebih menunjukan kepada pembaca mengenai pandangan islam di mata dunia setelah kejadian WTC tahun 2001. Judul novel ini terinspirasi dari mukkjizat yang dimiliki Nabi Muhammad, yaitu kemampuan untuk membelah bulan. Dalam catatan kaki dari terjemahan al-Qur'an (surah Al-Qomar (54):1) yang dimaksud bulan terbelah disini ialah terjadinya kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin.

"dia membujuk bulan dilangit agar terbelah sekali lagi, sebagai sebuah keajaiban abadi..." (hal.19)

Novel yang bergaya Bahasa sedikit roman ini, menyuguhan pengetahuan, fakta, sejarah, budaya, dan pengetahuan mengenai kesehatan. Sehingga secara tidak langsung pembaca akan mendapatkan informasi-informasi penting.

Dari segi sejarah, novel ini menggali mengenai kejadian penting pada 11 September 2001, dimana kejadian tersebut mengakibatkan pandangan orang barat terhadap Islam hanyalah sebelah mata. Belum lagi adanya pro-kontra dalam pembanguan masjid di dekat gedung WTC. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut ini

"penerbangan dari Portland-Boston-Los Angeles bukan penerbangan coba-coba. Ini takdir besar yang mengubah peradaban zaman.....  (hal.7)"

"pesawat kita dibajak" (hal. 8)

"fenomena islamophobia adalah buncah keagamaan barat terhadap doktrin agama apapun. Sialnya lagi, saat orang barat beranjak menerima islam, tiba-tiba tragedi 9/11 itu terjadi...." (hal.48)

"mataku tiba-tiba terpaku dengan kerumunan pendemo yang mengacung-acungkan puluha poster keberatan membangun masjid di Ground Zero" (hal. 97)

"poster pria beserban dan berjenggot membawa pedang yang disilangkan dan bertuliskan NO MORE MUHAMMAD VICTIMS. Benar sekali, pria itu sedang membuat karikatur Muhammad" (hal.98)

Novel ini menghadirkan informasi-informasi tambahan bagi pembacanya dengan tujuan agar pembaca tidak hanya berpusat pada cerita namun pembaca juga dibawa kedaalam kondisi atau keadaan pada saat itu. Sehingga secara tidak langsung pembaca dapat membadingkan aspek dari dua hal yang berbeda. Misalnya budaya timur dan barat saat mengucapkan terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun