Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Membaca Dekonstruksi Melalui Fenomena Password Wifi

10 Maret 2022   11:21 Diperbarui: 11 Maret 2022   16:54 1878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Csikszentmihalyi juga mengatakan bahwa informasi budaya (meme) di sekitar subjek sangat berpengaruh dalam pembangunan kecerdasannya.

Citra fonetik dan pembentukan fisikal dengan demikian sangat ditentukan oleh latar budaya yang ada, kebiasaan mendengar huruf 'f' akan membentuk kebiasaan membentuk huruf 'f' ketika citra suara yang ada sesuai dengannya, termasuk ketika password 'matamuvicek' diterima kesadaran.

 Jelas persoalan citra fonetik tak lepas dari fungsi biologis, orang cadel akan menjadi kasus menarik di sini, sebab orang cadel memiliki budaya berbahasa yang lain dari manusia biasanya.

Penanda Tanpa (sans) Petanda (Signified Without Signifier)

Sumber : 
Sumber : 
Semiologi strukturalis mengatakan bahwasanya Tanda itu tersusun oleh penanda dan petanda mengilustrasikan, bahwa penanda dan petanda itu layaknya suatu kertas yang mana sisi depan dan belakang kertas tak dapat terpisah. Dengan demikian petanda sebagai makna selalu mengikuti penanda sebagai kata (semisal kata 'kursi' sebagai penanda selalu terkait dengan 'benda untuk duduk' sebagai petanda).

Paham ini dikritik oleh seorang filsuf post-strukturalis yakni Jaques Derrida.

Bagi Derrida penanda tak selalu terkait dengan petanda, penanda hanyalah terkait pada penanda-penanda lain yang tak terhitung jumlahnya.

Semisal, penanda 'kursi' yang sebenarnya tak terikat dengan petanda 'benda untuk duduk', sebab 'benda untuk duduk' sendiri sebenarnya bukanlah petanda, melainkan kumpulan penanda ('benda', 'untuk', 'duduk'), yang bila dikaitkan lagi akan tak terbatas jumlahnya.

Password WiFi sebagai tanda (yang dalam kajian strukturalis tersusun dari penanda dan petanda) sebenarnya tak memiliki petanda yang hierarkis.

Contoh, ketika ada WiFi ber-password 'mukamubengep' bukan berarti ia bermakna 'muka kamu sedang bengep', password tersebut hanyalah sebuah kata/tanda yang tak memiliki makna di dalamnya.

Demikian pula password yang berbunyi 'pesankopidulu' tak musti bermakna kita harus pesan kopi terlebih dahulu baru mengetahui passwordnya, namun 'pesenkopidulu' lah password itu sendiri.

Pemaknaan memesan kopi dulu baru dapat password ketika mendengar password 'pesenkopidulu', lahir dari suatu transendensi makna yang seolah-olah hadir dalam suatu tanda (kalimat/kata), ada suatu struktur hierarkis di sana yang menimbulkan suatu asumsi pemaknaan yang spontan ketika membaca suatu tanda (seolah petanda itu hadir di balik penanda).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun