Mohon tunggu...
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya manusia biasa yang makan dan minum...bisa lapar dan haus..yang bisa senyum dan sakit...bisa gembira dan luka hati...bisa tertawa dan meneteskan air mata...seperti teman-teman semua...saya manusia...\r\nTapi hamba ini berdo'a..jika hamba mati..darah hamba mengalir di bumi dan menulis kalimat الله\r\n\r\nwww.suaramuhibbuddin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengungkap Manusia Sang Penumpah Darah Sebelum Hadirnya Adam

11 Agustus 2010   22:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 2896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum.wr.wb. Jama'ah Kajian Subuh Online yang dimuliakan Allah, Pada pertemuan kedua pagi ini, kita akan membahas mengenai Manusia Sebelum Lahirnya Adam. Surat Al Baqarah ayat 30 Di dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 30 Allah berfirman : "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Dalam sumber lainnya surat Al A'raf ayat 11 : "Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud". Sementara dalam ayat lainnya Allah Berfirman, "(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Ku-tiupkan kepadanya roh(ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya” (Shad: 71 - 72) Dalam pertemuan pagi ini, khususnya kita akan membahas mengenai respon para malaikat begitu mendengar tentang konsep Allah ini, "... Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah.." Sikap apatis dan pesimis malaikat ini menggambarkan bahwa sebelum kehendak Allah itu diungkapkan, malaikat sudah menyaksikan dan melihat dengan "pandangannya" sendiri tentang bagaimana perbuatan dan tingkah laku manusia baru tersebut. Begitu lumrahnya pertumpahan darah ketika itu, sehingga malaikat menggeneralisasikan secara menyeluruh, serta melekatkan imej "pembunuh dan penumpah darah" kepada makhluk "yang akan" diciptakan Allah. Kondisinya sedemikian biasa adanya pembunuhan dan peperangan antar umat manusia, yang karena seringnya dan biasanya kejadian itu maka ciri khusus atau stigma yang muncul, manusia adalah penumpah darah dan pelaku pembunuhan sesama sendiri. Argumentasi yang disampaikan malaikat hanya perihal pembunuhan dan peperangan dalam menyatakan kekurangsetujuannya tentang rencana Allah. Begitu vitalnya persoalan "pembunuhan dan peperangan" ini, sampai-sampai malaikat sendiri yang dikenal suka beribadah dan makhluk paling dekat dengan Allah karena suka bertasbih memuji Allah, menyampaikan penolakan secara tegas, walaupun akhirnya ini juga menjadi sebuah pelanggaran menurut Allah. Dengan kata lain, kalau bukan karena malaikat hendak menghindarkan terjadinya peperangan dan pembunuhan berikutnya setelah penciptaan makhluk baru tersebut, tentu malaikat takkan berdiri menentang firman Allah itu. Ayat tersebut juga menegaskan bahwa permasalahan bunuh-membunuh antara sesama manusia itu bukan persoalan ringan dan remeh. Malaikatpun sampai angkat bicara berhadap-hadapan dengan Allah secara langsung menyampaikan keberatan serius dan mengupayakan agar tidak terjadi lagi pembunuhan dan peperangan di muka bumi. Ayat tersebut sekaligus menerangkan bahwa imej dari makhluk sebelum adanya Adam, merupakan jenis makhluk yang gemar berperang dan berbunuh-bunuhan, atau bahkan ada kemungkinan terlibat dalam aktifitas kanibalisme. Pembunuhan dilakukan dengan sengaja dan berulang-ulang secara terus menerus. Bagaimana pembunuhan secara sengaja bisa terjadi? Karakter sasaran pembunuhan adalah kedudukan obyek korban selalu berada "dibawah" sedangkan pembunuh adalah yang "di atas". Pembunuh tidak akan melakukan pembunuhan jika kedudukan obyek sasaran berada di atas dirinya. Sehingga sebelum membunuh, pelaku pembunuhan memiliki apresiasi bahwa obyek sasaran berada di bawah kedudukannya, berada dalam injakan kakinya, dan berpeluang untuk dibunuh. Karena itu, terjadinya pembunuhan dan pertumpahan darah disebabkan adanya faktor kesombongan di satu pihak dan faktor ketidakberdayaan di pihak lainnya. Keadaan seperti ini terjadi merajalela pada zaman sebelum atau saat ketiadaan sosok "Adam". Pembaca Kajian Subuh Online yang dimuliakan Allah... Dalam kajian pagi ini, kita tidak membicarakan tentang manusia purba dan segala jenis ciri dan tanda-tandanya. Kita hanya khusus membahas mengenai nilai kemanusiaan yang begitu rendah dan tidak berharga pada zaman sebelum adanya Adam. Pengangkatan khalifah bagi manusia oleh Allah sehingga manusia menduduki peringkat "Adam", menunjukkan adanya sebuah derajat yang tinggi untuk manusia agar bebas dari hawa nafsu membunuh dan berperang. Firman Allah bahwa "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" untuk menjawab alasan penolakan malaikat tentang tabiat manusia yang suka membunuh dan berperang, mengisyaratkan bersemayamnya suatu nilai keluhuran budi yang ada dalam diri Adam, sehingga Allah "memaksa" menciptakan Adam meskipun malaikat menolaknya. Hukuman yang diterima oleh malaikat memberikan adanya jaminan bahwa apa yang Allah lakukan adalah hak dan menjadi jaminan bahwa Adam, dalam arti kata sebenar-benarnya Adam, tidak akan menjadi seburuk dan sejahat yang diduga malaikat. Jama'ah Kajian Subuh Online yang dirahmati Allah... Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana jika pembunuhan dan peperangan itu ternyata benar-benar terjadi pada zaman sekarang ini? Apakah malaikat lantas kembali mengungkit tentang kebenaran alasannya sehingga Allah telah "keliru" menghukum malaikat atas sebab dugaan malaikat yang dalam kenyataannya terjadi sekarang ini?. Bagaimana menjawabnya? Sisi pandangnya harus diluruskan dan diselaraskan dengan makna Adam dan Hakikat Adam itu sendiri, bahwa yang dimaksud dengan Adam adalah makhluk khalifah yang menjunjung tinggi nilai ilmu dan kasih sayang sesama manusia. Bentuk manusia yang dilihat malaikat di mana manusia suka berperang dan menumpahkan darah, memanglah secara fisik mirip dengan sosok Adam yang diangkat oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Tetapi secara karakter dan sifat pekertinya, secara sudut pandang tingkat ilmu dan perilakunya tidaklah sama. Dan jika dalam kenyatannya terjadi banyak manusia di zaman ini yang serupa dan sama tingkah lakunya dengan sosok manusia yang digambarkan malaikat tersebut, maka itulah indikasi makhluk zaman purbakala yang masih gemar dan hobby membunuh dan menumpahkan darah antar sesama manusia. Oleh karena itu, perbedaan Adam dengan manusia sebelum Adam adalah pada tingkat ilmu dan rasa cinta kasih sayang antar sesama. Adam merupakan jenis manusia berilmu dan berbudi luhur, sedangkan manusia purba sebelum Adam adalah manusia tidak berilmu dengan perangai rendah dan hewaniyah. Jama'ah Kajian Subuh Online yang dimuliakan Allah.. Demikianlah kajian pagi ini, bagaimana opini dan sanggahan saudara dalam dialog ini, silakan disampaikan. Terima kasih atas perhatiannya. Sampai jumpa dalam pertemuan berikutnya. Insya Allah. Wassalamu'alaikum wr.wb.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun