Kasus hilangnya Wiji Thukul, seorang penyair dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang lahir di Solo, hingga kini masih menjadi misteri. la tidak ditemukan dalam keadaan hidup maupun meninggal, melainkan dikategorikan sebagai korban penghilangan paksa pada masa Orde Baru. Berbagai dugaan mengarah pada keterlibatan militer dan rezim berkuasa saat itu.Â
KRONOLOGI HILANGNYA WIJI THUKUL
- Awal perburuan: Sejak Peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996, Wiji Thukul menjadi salah satu aktivis yang diburu oleh aparat. la dituduh sebagai dalang kerusuhan karena keterlibatannya dalam Partai Rakyat Demokratik (PRD).
- Hidup dalam pelarian: Untuk menghindari penangkapan, Wiji berpindah-pindah tempat dan menggunakan beberapa nama samaran. la terpaksa meninggalkan istri dan kedua anaknya. Meskipun dalam persembunyian, ia tetap aktif menulis dan mengirimkan kabar kepada keluarganya.
- Telepon terakhir: Kontak terakhir Thukul dengan istrinya terjadi setelah kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Setelah itu, tidak ada lagi kabar darinya.
- Hilang secara paksa: Pada April 1998, Wiji Thukul diduga diculik oleh sekelompok orang, yang diduga adalah aparat militer, bersama beberapa aktivis lainnya.
- Laporan dan pencarian: Pada tahun 2000, istri Wiji Thukul melaporkan kasus ini kepada Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). Kontras kemudian secara resmi mengumumkan status Thukul sebagai orang hilang.
- Tidak ditemukan: Hingga kini, keberadaan Wiji Thukul tetap tidak diketahui, dan nasibnya tidak pernah terungkap.
DUGAAN DAN TUNTUTAN
- Pelanggaran HAM berat: Kasus hilangnya Wiji Thukul termasuk dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat yang belum tuntas.
- Keterlibatan Tim Mawar: Beberapa sumber, termasuk laporan penyelidikan, menyebutkan adanya dugaan keterlibatan Tim Mawar, sebuah tim di dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dalam penculikan aktivis pada 1997-1998, termasuk Thukul.
- Tuntutan keluarga dan aktivis: Peringatan ulang tahun Thukul seringkali menjadi momen bagi keluarga dan aktivis HAM untuk menuntut keadilan dan penuntasan kasus ini. Mereka mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti janji-janji penuntasan kasus pelanggaran HAM masa lalu.Â
Meskipun Wiji Thukul menghilang, puisi-puisinya tetap menjadi simbol perlawanan dan inspirasi bagi banyak orang, khususnya para aktivis dan mahasiswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI