Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karel Sadsuitubun: Kisah Bhayangkara Sejati yang Gugur di Tragedi G30S 1965

30 September 2025   22:48 Diperbarui: 30 September 2025   23:12 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh penyingkatan nama kurang tepat, Jalan Karel Sadsuitubun Cirebon. (Foto: Ony Putra/detik.com) 

Ada cerita malam itu, Karel sedang mendapat giliran tidur di pos jaga, sementara rekan-rekannya berada di lokasi berbeda. Sekitar pukul tiga dini hari, dua orang pasukan penculik menghampiri pos dan membangunkan Karel yang tengah tertidur lelap. Awalnya Karel mengira dirinya sedang diganggu kawan-kawannya sendiri. 

Sambil setengah sadar, ia marah-marah, meminta agar tidak diganggu karena sedang beristirahat. Namun, tendangan keras yang berulang kali diterimanya membuat Karel terbangun penuh. Saat itulah ia sadar bahwa yang ada di depannya bukan kawan, melainkan pasukan bersenjata.

Dengan sigap, Karel bangkit melompat dan menghadang para penculik. Pertarungan tak seimbang pun terjadi: seorang Karel berhadapan dengan delapan orang anggota Cakrabirawa bersenjata lengkap. 

Ada pula ceritanya Karel, yang kala itu berjaga, tidak lari. Ia menghadapi mereka seorang diri. Senjata yang dimilikinya sederhana, tetapi tekadnya bulat. Ia melepaskan tembakan, berusaha menghalau pasukan penculik yang jumlahnya jauh lebih banyak. Baku tembak pun terjadi. Tubuh Karel akhirnya roboh diterjang peluru, namun perlawanan singkatnya cukup untuk mengacaukan rencana para pemberontak.

Tubuhnya jadi bulan-bulanan, namun ia tetap melawan dengan keberanian luar biasa. Hingga akhirnya, rentetan tembakan menembus tubuhnya. Karel gugur di tempat, menjadi saksi sekaligus korban dari malam kelam yang kemudian dikenal sebagai G30S/PKI.

Di sinilah letak keistimewaan Karel. Ia bukan target utama, bukan pula perwira tinggi. Namun ia memilih berdiri, melawan, dan gugur. Keputusannya membuatnya dikenang sebagai simbol keberanian seorang bhayangkara.

Penghormatan dan Gelar Pahlawan Revolusi

Setelah peristiwa itu, jenazah Karel dimakamkan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah kemudian menganugerahkan gelar Pahlawan Revolusi kepadanya. Ia menjadi satu-satunya polisi dalam daftar itu, sejajar dengan enam perwira tinggi Angkatan Darat yang gugur di Lubang Buaya. Karel Sadsuitubun juga tercatat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pertama yang berasal dari kepolisian. 

Nama Karel kemudian diabadikan di berbagai tempat. Bandara di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, diberi nama Bandara Karel Sadsuitubun. 

Bahkan TNI AL menamai salah satu kapal perangnya KRI Karel Sadsuitubun (356). Semua ini menjadi tanda bahwa pengorbanan seorang polisi berpangkat rendah bisa begitu besar maknanya bagi bangsa.

Banyak jalan di berbagai kota Indonesia memakai nama Karel Sadsuitubun sebagai bentuk penghormatan. Namun, masih sering ditemukan penulisan yang kurang tepat, misalnya dengan menyingkat menjadi "S. Tubun". Padahal, penyingkatan seperti itu justru menghilangkan makna aslinya.

Dalam budaya Maluku, Sadsuitubun bukan sekadar nama tengah, melainkan nama marga atau nama keluarga yang menunjukkan asal-usul kekerabatan. Menyingkatnya menjadi "S. Tubun" sama saja dengan menghapus identitas penting yang melekat pada sosok pahlawan ini. Oleh sebab itu, penulisan yang benar sebaiknya tetap Karel Sadsuitubun, agar masyarakat luas mengetahui bahwa beliau adalah putra Maluku Tenggara yang mengharumkan bangsa melalui pengorbanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun