Di sisi lain jalan, ada banyak aktivitas yang lebih santai seperti senam aerobik, yoga, atau lari pagi. Ada juga yang bersepeda, main sepatu roda, dan naik skateboard.
Hal menarik lainnya di CFD Solo adalah kulinernya. Trotoar sepanjang jalan Slamet Riyadi jadi seperti pasar dadakan. Banyak pedagang yang berjualan dan beraneka macam seperti ada yang jualan ikan cupang, mainan tradisional, baju modern maupun tradisional maupun  makanan dan minuman, mulai dari jajanan khas Solo sampai kopi kekinian.Â
Kadang saya hanya datang untuk beli sarapan: bisa soto, nasi liwet, atau sekadar jajan serabi dan es dawet. Suasana pasar ini makin ramai karena banyak juga pedagang yang datang dari luar kota, seperti dari Salatiga atau Boyolali.
Salah satu pedagang yang saya kenal, dulu dia biasa berjualan di sekitar Stadion Manahan. Tapi sejak kawasan stadion tidak boleh lagi dipakai untuk berdagang, banyak dari mereka pindah ke CFD. Jadi selain tempat rekreasi, CFD juga jadi tempat cari rezeki buat banyak orang.Â
Ada juga pelayanan publik seperti cek kesehatan gratis, sosialisasi dari BPJS, kampanye lingkungan, kampanye anti narkoba sampai informasi kampus. Beberapa toko besar di sepanjang jalan bahkan ikut buka stan kecil di trotoar, memperkenalkan produk atau kasih diskon khusus CFD.
Yang saya suka dari CFD adalah suasananya yang santai dan terbuka. Orang bisa datang sendiri, bareng teman, keluarga, atau pasangan.Â
Bisa olahraga, bisa belanja, bisa nonton, atau cuma duduk-duduk sambil menikmati hiruk-pikuk pagi. Setiap minggu suasananya selalu berubah, tergantung komunitas atau event yang ikut terlibat.
Kalau kebetulan long weekend, seperti minggu ini pengunjungnya jadi lebih banyak dari biasanya. Jalanan bisa sampai padat dengan berbagai aktivitas, tapi tetap terasa aman dan nyaman. Capek juga sih jalan dari ujung ke ujung, tapi capeknya nggak kerasa karena banyak hal yang bisa dilihat.
Semuanya mengalir begitu saja. Ada kehidupan di sana, kehidupan yang nyata, sederhana, tapi penuh semangat.
Bagi saya CFD seperti ini adalah bentuk nyata dari kota yang inklusif dan menjadi ruang publik terbuka. Di mana masyarakat, bisnis, dan pemerintah saling mendukung menciptakan ruang bersama yang sehat dan menyenangkan.