Mohon tunggu...
MuhardionoMM
MuhardionoMM Mohon Tunggu... Relawan - Penulis berita di bidang pendidikan, sosial budaya serta ekonomi ( UMKM)

Penulis / Reporter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Khitankan Aku Wahai Ayah!

20 November 2020   18:35 Diperbarui: 20 November 2020   18:44 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang ayah adalah hal ditunggu-tunggu bagi orang dewasa yang sudah berumah tangga. Kelahiran dan kehadiran anak akan melabeli diri dengan sebutan " Ayah".  

Ya.. itulah panggilan kita sebagai orang tua , sebagai suami dari istri. Alhamdulillah, Allah Swt mengkaruniakan kepada kami 3 Anak. 1 Anak laki - laki, dan 2 Anak putri. Kali ini aku bercerita tentang anak laki kami. 

Memiliki anak laki-laki merupakan tantangan bagi orang tua, bagi kami seorang anak laki cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. baik dengan lingkungan keluarga, lingkungan  di masyarakat / tetangga atau lingkungan di sekolah. Dia mudah beradaptasi baik sisi positif maupun sisi negatifnya.

Pada sisi positifnya, menirukan lambaian tangan saat aku berangkat kerja, cium tangan orang tua, bahkan ikut-ikutan pijatin aku disaat ibunya pijat2.. hehe.. dan masih banyak lagi yang tak bisa ku tulis disini ( terlalu panjang). 

Namun ada sisi negatifnya, di saat baru mulai berumur 2,5 tahun, pintar-pintarnya anakku berucap kosakata.. tak tertinggal kata kotor " Jan cok" ( dialek arek suroboyo yang memiliki makna negatif). 

Aku Marah? Tidak, aku hanya berfikir bahwa anaku tidak tahu maknanya dan dia hanya menirukan lingkungan yang mengucapkan kata negatif tersebut, meski para tetangga geting / Jengkel terhadap anakku bila mengucapkan kata tersebut.

Kini usia bertambah, ilmu positif sudah mulai dia pelajari hingga duduk di kelas 3.  Kami bersyukur, Anakku laki tersebut sudah bisa membedakan mana yang baik atau buruknya. Februari akhir 2020, dia celetuk " Khitankan Aku Wahai Ayah!" . Wah.. Anakku sudah berani Khitan Ya.... Tunggu dulu ya..", Sahut Aku kepadanya. ( Saat itu memang ada 2 orang temannya yang di khitan, dan dia bermaksud ikut-ikutan ingin khitan). padahal menurutku Dia masih takut atau belum siap untuk khitan.

Bulan pandemi Covid-19 mulai tiba awal maret 2020, tak terasa sudah memasuki bulan Nopember 2020. esok sudah Desember 2020 , bila aku mencoba menghitung celetuk anakku " Khitankan Aku Wahai Ayah!"  dalam 9 bulan ini, maka aku dapati 4 kali ia mengatannya. "Bismillah, Insyaa allah di kelas 4 kami akan mengkhitanmu nak....", Mudah - mudahan usia Ayah-Ibu diperpanjang oleh Allah Swt. aamiin 

"Sobat, Begitulah Anak laki-laki, sayangi Dia, dia butuh sosok Ayah pendidik, Ayah yang bijak di setiap pertanyaan yang ia pikirkan. anak laki lebih dekat emosionalnya dengan Ayahnya,".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun