Mohon tunggu...
Muhammad Zaid Annashohi
Muhammad Zaid Annashohi Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Jangan lupa bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi dalam Menanggulangi Pengangguran dengan Perspektif Ekonomi Islam

20 Desember 2020   07:58 Diperbarui: 20 Desember 2020   08:17 1935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perspektif ekonomi islam

Allah Sudar Memelintakan Amat Islam Ntum Muperhatikan Kaisenjangen Ekonomi Sebaghmana Yang Traja Las. Dalam sisi supplier, Allah mengajarkan Muslim Yang untuk optimis, Dalam berusaha mencari rezeki sebagaimotasisi meningkatkan produktifitas, dan Meningkatkan kesabaran sebagai benteng mental Menghadapi kondisi yang kurang memadai, Serta beriman kepada. Manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua ini merupakan upaya agar manusia dapat mempertahankan hidupnya, sehingga manusia dapat menjalankan aktifitas keseharian di bidang agama

Mekanisme individu. Dalam mekanisme ini, Khalifah secara langsung memberikan pemahaman kepada individu, terutama melalui sistem pendidikan, tentang wajibnya bekerja dan kedudukan orang-orang yang bekerja di hadapan Allah Swt. serta memberikan keterampilan dan modal bagi mereka yang membutuhkan. Islam pada dasarnya mewajibkan individu untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup.

Banyak nash al-Quran maupun as-Sunnah yang memberikan dorongan kepada individu untuk bekerja. Misalnya, firman Allah Swt.:

[ ]

'Berjalanlah kalian di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekinya. (QS al-Mulk [67]: 15).

Imam Ibnu Katsir (Tafsr al-Qur'n al-'Azhm, IV/478) menyatakan: "Maksudnya, bepergianlah kalian semua ke daerah di bumi manapun yang kalian kehendaki, dan bertebaranlah di berbagai bagiannya untuk melakukan beraneka ragam pekerjaan dan perdagangan."

Dalam hadis, Rasulullah saw. berdabda:

'Cukuplah seorang Muslim berdosa jika tidak mencurahkan kekuatan menafkahi tanggungannya. (HR Muslim).

Bahkan Rasulullah pernah mencium tangan Saad bin Muadz ra. tatkala beliau melihat bekas kerja pada tangannya, seraya bersabda (yang artinya), "Ini adalah dua tangan yang dicintai Allah Taala."

Jelas, Islam mewajibkan kepada individu untuk bekerja. Ketika individu tidakbekerja, baik karena malas, cacat, atau tidak memiliki keahlian dan modal untuk bekerja maka Khalifah berkewajiban untuk memaksa individu bekerja serta menyediakan sarana dan prasarananya, termasuk di dalamnya pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun