Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saatnya Belajar yang Dibutuhkan, Bukan yang Diwajibkan

10 September 2020   06:00 Diperbarui: 11 September 2020   05:38 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi kali ini memberikan kita pelajaran penting bahwa manusia harus memikirkan kembali apa yang benar-benar dia butuhkan. Banyak hal di sekitar kita yang luput dari pembelajaran. Ketika ruang gerak dibatasi, bukankah itu sebagai kesempatan untuk mempelajari hal yang paling dekat dengan kita?

***

Saya mengalami frustasi, kekecewaan mendalam ketika pelajaran sekolah tidak sanggup menyelesaikan masalah hidup yang dihadapi. Saya berpikir jika pelajaran di sekolah tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kerumitan pelajaran sekolah, buat saya, malah sekedar 'latihan otak'. Seperti bermain  catur, otak menjadi lelah tetapi sulit sekali menjadikannya ilmu yang aplikatif. Apalagi, jika belajar matematika, saya benar-benar sulit memahaminya kenapa itu diajarkan di sekolah bahkan diwajibkan. Tetapi, hingga hari ini saya tidak menemukan 'kegunaannya' dalam kehidupan sehari-hari.

Saya tidak bermaksud meremehkan jasa Bapa-Ibu guru, tetapi zaman memang memaksa kita untuk kembali memikirkan relevansi apa yang diajarkan di sekolah dengan kehidupan keseharian setiap orang. Setiap anak dihadapkan pada situasi yang berbeda, tetapi kenapa diberi pelajaran yang sama. Bahkan, diberikan penilaian yang harus sama. Bila tidak sama, maka dia dianggap anak 'bodoh'.

***

Saya tidak tahu bagaimana menentukan kebutuhan pelajaran setiap anak. Tetapi, yang saya rasakan adalah merangsang anak untuk belajar sepanjang hayat itu lebih penting daripada menjejali anak dengan pelajaran yang tidak dibutuhkan.

Mungkin saya terlalu lancang untuk mengomentari masalah yang bukan keahlian saya. Tetapi, percayalah bahwa hidup di dunia ini tidak sama hari ini dengan esok pagi. Apa yang dipelajari hari ini bisa jadi usang diesok hari.

Saya lebih mengapresiasi Bapa-Ibu guru yang sanggup menyuguhkan 'kerangka belajar' pada anak didiknya. Kerangka belajar itu bisa diaplikasikan setiap saat bahkan hingga dewasa ketika seseorang tidak lagi mengenyam pendidikan formal. Konsep belajar sepanjang hayat jelas lebih penting dibanding pintar di sekolah tetapi kebingungan ketika menghadapi kenyataan.

***

Saya hanya ingin mengajak pada tokoh-tokoh pendidikan kita, sesekali untuk 'berkhayal' jika kita adalah manusia yang hidup di masa depan. Dimana, kita akan berhadapan dengan robot-robot yang memiliki banyak keahlian. Mereka bisa memintal benang, merajut kain hingga menjahit pakaian jadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun