Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ulama pun Frustasi dengan Masalah Kemiskinan

23 Mei 2019   05:57 Diperbarui: 23 Mei 2019   06:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain cerita jika seorang Ulama rajin membangun maka dia menelorkan solusi akan masalah kesejahteraan yang melanda masyarakat. Kalau Ulama hanya bisa mengeluarkan dalil-dalil tanpa memberi solusi nyata maka saya pun mulai ragu akan kekuatan peran Ulama.

Dalam sinetron Dunia Terbalik di RCTI. Ada sesosok 'pemimpin spiritual' yang bernama Ustadz Kemed. Di cerita itu di gambarkan jika Ustadz Kemed adalah tokoh di Desa Ciraos. Desa itu terkenal sebagai "desa para TKW". Ya, dengan alasan adat-istiadat justru Ustadz Kemed ini melestarikan kebiasaan dimana para wanita berangkat ke berbagai begara menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).

Lucunya, dia tidak berperan untuk menghapuskan adat ini. Biaya hidupnya sehari-hari hanya dari tabungan warisan dari istrinya _yang juga mantan TKW. Dia tidak berusaha menghapuskan tradisi itu, karena sudah 'nyaman' dengan posisi yang dimiliki.

Ustadz Kemed, pintar mengeluarkan dalil-dalil sebagai pembenaran. Untungnya, tokoh ini pun mendapat kehormatan dalam posisinya. Sang penulis cerita, tidak menjelekan atau menjelek-jelekan Si Ustadz sehingga kata-katanya masih didengar warga.

Begitulah, sebuah cerita rekaan. Juga menampilkan kenyataan jika masih ada tokoh agama yang tidak mau tahu kondisi sekitarnya.

Saya pikir, Ulama yang hanya pintar berdalil sebenarnya menutup diri dari situasi yang sebenarnya terjadi. Apakah dia berpikir bahwa ibadah itu hanya di masjid? Apakah dia berpikir kalau membangun masyarakat bukan termasuk ibadah.


Saya pun tidak akan banyak memberikan dalil ayat-ayat dalam tulisan ini. Hanya saja, saya berpikir jika sikap Ulama seperti ini _tidak solutif_ maka lama-lama saya tidak percaya lagi peran Ulama di tengah masyarakat.

Sikap enggan membangun ini malah mengokohkan Ulama pada kasta sosial yang spesial. Ulama hanya sebagai tempat meminta petuah dan obat spiritual. Kalau ada masalah aktual, maka Ulama hanya bisa mengeluarkan ceramah yang membosankan.

Budaya enggan membangun jelas menjalar ke banyak aspek. Apabila tidak ada yang membangun daerah, maka masalah-masalah dasar pun tidak bisa teratasi. Pendidikan, pangan hingga pemukiman bisa menjadi masalah besar dimana banyak yang masih kekurangan.

Hal yang saya khawatirkan adalah ketika investasi masuk ke desa-desa maka warganya hanya bisa menonton saja bukan menjadi pemain. Lucunya, kalau sudah ada yang marah kalau investasi asing masuk ke desa. Lah, orang desanya pada kemana?

Aa Gym, Sosok Ulama Pembangun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun