Mohon tunggu...
Muhammad Ulya Farhan
Muhammad Ulya Farhan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Farhan Mahasiswa Teknik Informatika yang gemar menulis esai reflektif tentang sosial, agama, dan logika berpikir. Percaya bahwa kata-kata bisa menjadi jembatan antara nurani dan realitas.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bukan Salah Tuhan atau Agama, Tapi Salah Tafsir : Kritik untuk Narasi "Banyak Anak Banyak Rezeki"

16 Juni 2025   21:00 Diperbarui: 16 Juni 2025   20:15 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jika kita ingin tetap percaya bahwa anak adalah pembawa rezeki, maka kita harus percaya pula bahwa rezeki itu hanya datang ketika cinta, akal sehat, dan tanggung jawab ikut menyertainya. Jika tidak, maka anak-anak itu hanya akan menjadi angka-angka dalam laporan tahunan kemiskinan, menjadi wajah-wajah yang tertutup sensor dalam berita kekerasan domestik, menjadi luka yang diam-diam diwariskan ke generasi berikutnya.

Kini saatnya mengubah cara pandang. Narasi “banyak anak banyak rezeki” harus diletakkan dalam konteks yang lebih bijaksana. Mereka yang dilahirkan ke dunia bukan hanya butuh cinta dan kasih sayang. Mereka butuh pengakuan. Butuh keluarga. Butuh kehidupan yang layak. Mereka butuh kebebasan dari beban yang tidak mereka pilih.

Karena sejatinya, mereka bukan beban. Tapi merekalah yang akan menilai, apakah  orang tua pernah benar-benar dewasa dalam memikul tanggung jawab menjadi orang tua bagi mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun