Mohon tunggu...
Muhammad Ubaidillah
Muhammad Ubaidillah Mohon Tunggu... Pendidik, Mahasiswa, dan Translator

Buku, buku, dan kamu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran Pendidikan Islam Imam Al-Ghazali dan Kontekstualisasinya dalam Mencegah Dekadensi Moral

9 Oktober 2025   10:31 Diperbarui: 9 Oktober 2025   10:31 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali merupakan ulama' yang mahir dalam menguasai berbagai disiplin bidang ilmu. Karya-karyanya yang tersebar ke seluruh penjuru bumi dikaji, ditelaah, dan diteliti berulang-ulang baik di lembaga pendidikan formal, non-formal, maupun informal. Setuju atau tidak setuju, pemikiran-pemikirannya masih sangat relevan hingga saat ini, bahkan masih memberikan sumbangsih yang signifikan.

Di antara sumbangsih pemikirannya adalah idenya yang dapat diadopsi dalam pendidikan Islam. Dalam bidang ini, Al-Ghazali menegaskan pentingnya keseimbangan antara ilmu (intelektual), sprititual, dan moral. Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa di samping kebahagiaan di dunia dengan mempelajari ilmu-ilmunya, manusia juga perlu mempelajari ilmu agama untuk meningkatkan spiritualitasnya agar bahagia hidup di akhirat.

Konsep pendidikan Islam yang demikian itu merupakan pendidikan yang holistik di mana aspek yang ditawarkannya mencakup aspek intelektual, spiritual, dan moral. Untuk mencapainya diperlukan peran pendidik yang ideal. Maksudnya, guru harusnya merupakan seorang figur yang menguasai disiplin ilmu dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai keteladanan dalam membimbing peserta didik ke arah yang semestinya.

Dalam proses pendidikan, pendidikan yang sejati haruslah mengantarkan pada peserta didik untuk memperkuat spiritualnya di samping cakap dalam intelektual dengan dilengkapi memiliki akhlak yang mulia, lalu membantu mereka untuk mampu memahami dirinya dan hubungannya dengan Tuhan. Jika pendidik mampu mengarahkan peserta didik untuk menguasai hal tersebut, maka pendidikan dapat dikatakan berhasil. Sebalaiknya, jika tidak, maka sia-sialah pendidikan yang diajarkan.

Tahap pendidik mampu mengantarkan peserta didik menguasai intelektual, sadar spiritual, dan moral, menurut Imam Al-Ghazali, merupakan sebagai suatu tujuan tertinggi dalam pendidikan, yaitu mendekatkan diri kepada Allah Swt. Untuk itu, pendidik haruslah mampu menerapkan metode yang pas. Maksudnya, pendidikan harus diberikan secara berjenjang, bertahap, dan berurutan sehingga peserta didik mampu memahami secara optimal.

Dengan konsep pendidikan Islam yang ditawarkan tersebut dapat dijadikan landasan di era globalisasi ini untuk mencegah dekadensi moral. Karena, di era ini peserta didik amat sangat memprihatinkan. Diperlukan suatu upaya pencegahan yang serius. Pencegahannya adalah dengan mengintegrasikan muatan ilmu umum (sehingga cakap dalam bidang intelektual), ilmu agama (sebagai basis spiritual), dan moral (sebagai tolok ukur pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang mahmudah) mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Istilah integrasi ilmu ini dikenal dengan pendidikan non-dikotomis. Bahwa semua ilmu sifatnya adalah sama. Tidak ada bedanya karena sama-sama mengantarkan pada kebahagiaan dan supaya memiliki sifat humanisme.

Aplikasi dari ketiga hal tersebut adalah pendidik mentrasfer pengetahuan melalui metode, model, dan pendekatan yang selaras tahapan atau urutan materi yang sesuai dengan jenjang peserta didik sehingga peserta didik mampu memahami materi dengan baik. Kemudian pada saat pembelajaran pendidik memberikan keteladanan yang sesuai dengan nilai-nilai spiritual seperti senantiasa mengajak berdoa kmoral memulai pembelajaran, mengucapkan syukur atas nikmat yang diperoleh seperti nikmat sehat, merapalkan istighfar saat dalam kondisi yang sulit dan membina moral dengan mengajarkan bertutur kata yang baik dan bertingkah laku yang sopan kepada sesama, serta mengajarkan prinsip-prinsip moral yang diajaran dan yang ditetapkan dalam Islam.

Dengan upaya tersebut, sedikit demi sedikit atau tahap demi tahap, pengetahuan yang diajarkam pendidik akan mengantarkan peserta didik memiliki kompetensi intelektualitas yang unggul, memiliki spiritualitas yang  berkualitas tinggi, dan memiliki moral yang memadai. Demikianlah pemikiran pendidikan Imam Al-Ghazali dan kontekstualisasinya dalam mencegah dekadensi moral.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun