Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Moderasi: Peran Blog Sosial Kompasiana Kurangi Hoax

21 Januari 2017   00:48 Diperbarui: 21 Januari 2017   01:21 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik Kompasiana (Sumber: Profile Kompasiana)

Masih ingat era kejayaan media cetak? Itulah era ketika warga harus puas dengan informasi “searah” yang disajikan oleh surat kabar, televisi dan radio. Meskipun banyak yang meragukan  validitas informasi itu, pada akhirnya harus diterima dan diyakini. Tiada pilihan lain, karena warga belum memiliki media pembanding sebagai second opinion.

Ternyata era terus berputar, teknologi informasi akhirnya merebut kendali. Surat kabar, televisi maupun radio bukan semata sumber informasi. Perannya diambil alih gadget yang mampu sajikan informasi ke tangan warga. Para pengumpan tidak mutlak didominasi oleh juru warta. Perlahan-lahan mulai diambilalih oleh warga.

Media yang mereka gunakan adalah weblog atau populer disebut blog. Pepih Nugraha dalam paparannya tentang Blogging, menegaskan bahwa weblog adalah “sebuah situs informasi yang dikelola oleh perorangan atau kelompok di internet.”

Weblog itu beragam, ada yang sifatnya personal seperti Wordpress atau Blogspot, ada juga yang bersifat keroyokan (sosial) seperti Twitter, Kompasiana, Youtube, Tumblr, Facebook, Instagram, dan lain-lain.

Tidak semua weblog gratis! Ada yang berbayar semisal untuk membeli domain (alamat blog) dan hosting (ruang penyimpanan). Sedangkan weblog gratis cukup melakukan registrasi di pelayanan blog, namun ruang penyimpanannya terbatas.

Jebakan Betmen

Ngeblog itu mengasyikkan, apalagi bermanfaat bagi orang banyak. Namun dalam beberapa hari ini, blog dan penggunanya sedang diperbincangkan publik. Fokusnya sama sekali tidak terkait dengan manfaat positif yang diperoleh dari berbagi informasi. Masalah yang dibincangkan menyangkut informasi palsu (hoax) yang sedang memenuhi lini masa.

Kadangkala, beberapa blogger menyadari informasi itu sebagai hoax, kalau disebarkan akan mem-bully orang lain. Herannya, banyak yang menyukai. Entah karena si blogger sedang mengalami masalah Attention Deficit Disorder (penyakit susah berkonsentrasi, tidak dapat duduk diam, sering menganggu percakapan tanpa dipikirkan lebih dulu, dan impulsif), atau dia sekedar seorang pembaca judul.

Pembaca judul (kelihatannya) cukup banyak di dunia maya. Bagi mereka, isi tulisan tidak penting, judul lebih menarik dikomentari. Terkadang, isi komentarnya tidak nyambung dengan isi tulisan. Paling sering dibumbui dengan sedikit “gorengan” yang bersifat provokatif.

Nah, para pembaca judul inilah “makanan empuk” para pengumpan informasi hoax. Umumnya si pengumpan cukup paham psikologi follower-nya, antara lain karena kebiasaan mereka mengomentari judul.  Inilah jalan masuk “memainkan” emosi si follower dengan “meramu” isu-isu terkini sebagai pemicu amarah.

Tanpa pikir panjang atau tanpa check and recheck, si pembaca judul langsung membagikan kiriman itu ke medsos. Dia menulis: “ini informasi dari grup sebelah.” Dan, informasi hoax itu menyebar dari satu medsos ke medsos lain, sampai akhirnya menjadi viral di dunia maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun