Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Di Aceh Tengah, Giring Gajah dengan Bantuan Drone

1 November 2016   07:45 Diperbarui: 1 November 2016   09:58 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan bantuan drone, Tim RAPI Aceh Tengah memberitahu posisi gajah kepada anggota regu penggiringan yang sedang berada di lapangan [Foto: Zulfikar Ahmad]

Konflik gajah dengan manusia sepertinya tak kunjung berakhir di perbatasan Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Sudah beberapa kali diupayakan menghalau kawanan hewan berbelalai panjang ini dengan bunyi mercon dan meriam karbit. Memang, kawanan “abang kul” [sebutan untuk gajah-bhs Gayo] bergeser dan menjauh dari kawasan itu. Namun, beberapa minggu kemudian, “abang kul” itu kembali lagi.

Beberapa hari yang lalu, kawanan gajah yang jumlahnya mencapai 40 ekor lebih itu, mulai menyatroni ladang penduduk di Desa Karang Ampar dan Desa Bergang Kabupaten Aceh Tengah. Kehadiran hewan yang dilindungi ini sangat meresahkan. Selain merusak ladang dan tanaman milik warga, posisi terakhirnya berada sangat dekat dengan permukiman.

“Warga sangat khawatir, kawanan gajah itu akan masuk ke perkampungan,” ungkap Zulfikar Ahmad, koordinator Tim Disbunhut Aceh Tengah, di kediamannya kawasan Jalan Sengeda Takengon, Senin [31/10/2016], sepulang dari lokasi penggiringan gajah.

Menurut Zulfikar, operasi penggiringan gajah sudah dimulai sejak Jumat lalu [28/102016]. Pihak yang terlibat dalam operasi ini meliputi tim Disbunhut Aceh Tengah, tim Conservation Response Unit [CRU], WWF, RAPI Aceh Tengah, serta warga Desa Karang Ampar dan Desa Bergang.

Sebelum operasi dimulai, mereka membentuk 3 regu yang masing-masing dipimpin manhot [pawang gajah] dibawah koordinasi Hidayat Lubis, S.Hut, Kepala CRU DAS Peusangan. Tugas regu 1 menggiring kawanan gajah dari arah selatan ke utara, regu 2 mengawasi agar kawanan gajah tidak menuju ke arah barat, sedangkan tugas regu 3 mengawasi dari arah utara.

“Targetnya, kawanan gajah itu akan digiring ke sebuah lembah dipinggir Sungai Peusangan,” sebut Zulfikar yang mengikutkan 3 unit drone ke lokasi penggiringan gajah.

Penggunaan drone

Drone 1 dipiloti oleh Eka Rahmadi, drone 2 dipiloti oleh M. Hijratur Rizki dan drone 3 dipiloti oleh Nurdinsyah. Komunikasi antara Tim Drone Disbunhut Aceh Tengah dengan masing-masing regu dibantu oleh anggota RAPI Aceh Tengah.

Awalnya, penggunaan drone dalam operasi ini adalah untuk memastikan posisi kawanan gajah. Dengan diketahuinya posisi “abang kul” itu, selain dapat dihindari bentrok langsung antara anggota regu dengan kawanan gajah, juga untuk mengefektifkan proses penggiringan ke lokasi yang direncanakan, yaitu ke lembah disekitar Sungai Peusangan.

Ketika drone jenis DJI Phantom 4 itu mengangkasa, mesin tak berawak ini mengeluarkan bunyi mirip suara kawanan lebah. Seperti dituturkan oleh Nurdinsyah, salah seorang pilot drone, kawanan gajah yang sedang dipantaunya berlarian saat drone berada tepat diatas posisi hewan dilindungi itu.

Kemudian ketinggian drone diturunkan oleh Nurdinsyah, ternyata kawanan gajah berlari semakin cepat. Melihat fenomena itu, Tim Drone Disbunhut Aceh Tengah berkesimpulan bahwa drone jenis DJI Phantom 4 cukup efektif untuk menggiring kawanan gajah ke lokasi yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun