Mohon tunggu...
Muhammad Subhan
Muhammad Subhan Mohon Tunggu... -

Muhammad Subhan, seorang jurnalis, penulis dan novelis. Editor beberapa buku. Tinggal di pinggiran Kota Padangpanjang. Bekerja di Rumah Puisi Taufiq Ismail. Nomor kontak: 0813 7444 2075. Akun facebook: rahimaintermedia@yahoo.com, email aan_mm@yahoo.com. Blog: www.rinaikabutsinggalang.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Regu Badak (15)

13 November 2011   04:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:44 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

9
PENGGUSURAN

Keesokan hari hingga beberapa hari berikutnya, aku, Bondan dan Anton bergerilya mencari tambahan uang untuk membayar ganti rugi pot bunga milik bapak Anton yang pecah disenggol sepeda bapak tempo hari. Bondan menjual belut dan ikan gabus hasil tangkapannya, aku dan Anton berjualan tebu di sekolah di saat istirahat. Alhamdulillah jualan kami laris manis. Tak lama sesudah itu kami berhasil mengumpulkan uang walau tidak banyak.

Bondan dan Anton menyerahkan semua uang hasil kerja mereka kepadaku. Di pondok petani tengah sawah tempat biasa kami bermain kami menghitung uang tersebut. Semua recehan limpol (lima puluh perak). Bunyinya gemerincing disaat uang logam itu jatuh di lantai pondok yang terbuat dari papan. Kami bersorak girang melihat jumlah uang yang lumayan banyak.

Uang itulah yang aku berikan kepada bapak di suatu hari ketika bapak hendak berangkat ke kota mengantarkan orderan kainnya yang telah selesai dijahit. Bapak melihat uang recehan setengah kantong plastik di tanganku. Uang itu lumayan berat. Bapak terkejut dan tiba-tiba marah kepadaku.

“Dari mana Kau mendapat uang sebanyak ini? Kau mencuri?”

“Tidak Pak, aku bekerja,” jawabku takut.


“Bekerja? Kerja apa? Kalau pun Kau bekerja butuh berbulan-bulan baru Kau dapat uang sebanyak ini,” kata Bapak lagi.

Ibu yang mendengar ribut-ribut suara Bapak langsung datang ke tengah rumah. Ibu habis mencuci pakaian.

“Ada apa Pak, kok ribut-ribut?” tanya ibu penasaran.

“Ini si Agam, dari mana dia dapat uang sebanyak ini?”

Ibu melihat isi kantong plastik yang ditunjuk Bapak di atas meja. Ibu menarik napas dalam-dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun