"seorang penulis sedang menulis tulisan"
Biasanya, seorang santri ketika disuruh men-tashrif, maka ia disuruh untuk menyebutkan kedudukan kalimat yang dibacanya. Kalau kataba tentu itu fi'il madhi, katibun itu fa'il, dan kitabun itu mashar ghoiru mim.Â
Yang lebih ekstrem lagi, yaitu ketika kalau berada di kelas kitab kuning expert. Disana seorang santri harus mentashrif sampai 7-14 kedudukan hanya untuk satu kata saja. Contoh,Â
"kataba itu fi'il madhi, fi'il sulasi mujarod, mabni, nasob, dsb (penulis hanya tahu sedikit).Â
Itu biasanya santri yang mempelajari hal itu digunakan untuk keperluan lomba antar daerah. Ya tentu kalau ingin menang lomba ditentukan seberapa cepat merespon dan menjawab dengan tepat seluruh pertanyaan dari juri. Lombanya bernama MQK (musabaqoh qiroatil kutub).Â
Oke, kembali lagi ke pembahasan kalau sudah bisa di atas, lalu apa yang dipelajari. Hal yang dipelajari adalah mempelajari bentukan/jenisÂ
Bahkan ada kitab ukurannya hanya sebesar saku dan itu berisi 60-halaman. Cuman kalau yang berat di shorof itu harus hafal semua bentukan katanya. Kalau di nahwu cukup paham saja.
By: M. Saiful Kalam