Mohon tunggu...
Muhammad Ryval
Muhammad Ryval Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

Tetap berusaha dan berani mengambil resiko untuk sukses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesuatu yang Tak Terduga

3 Oktober 2019   21:31 Diperbarui: 3 Oktober 2019   21:45 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

   Namaku Muhammad Ryval, aku biasa dipanggil Ryval, aku anak kedua dari dua bersaudara. Aku lahir di kecamatan Plaju,Palembang,Sumatera Selatan.Ya,Palembang itulah kota dimana aku dilahirkan dan kota yang terkenal akan banyak keindahannya,salah satunya Sungai Musi.Begitu banyak keindahan yang tersebar di setiap rentangan alirannya. Umurku sekarang 16 tahun. Sekarang aku bersekolah di SMAN 1 Padalarang.
Pada tahun 2008,aku mulai masuk sekolah dasar yaitu SDN 85 Palembang yang berada di dekat pasar yang cukup besar di Palembang yaitu Pasar 10 Ulu. Pada saat itu aku tidak mau masuk TK dulu karena menurut ku sekolah TK itu sangat membosankan,sehingga aku memaksa kepada ibuku untuk langsung mendaftarkan aku langsung ke SD. Ibuku pun mengabulkan permintaan ku untuk langsung masuk SD.
    Waktu pertama kali masuk sekolah, aku itu orangnya sangat pemalu,sampai sampai aku menangis saat pintu kelas akan ditutup oleh guruku.Tapi hari demi hari lambat laun aku mulai akrab dengan teman teman kelas ku,aku sering bermain bola bersama disaat jam istirahat. Pergaulan di sekolah ku sangat baik dan jauh dari kriminalitas sangat jauh berbeda dengan pergaulan di kampung yang banyak orang orang tidak baik dan tidak sedikit pula kriminalitas di daerah ku,terkadang ada yang kemalingan motor,berkelahi sampai anak kecil yang sudah merokok.
   Aku memiliki cukup banyak teman di kampung ku,tetapi ada beberapa teman ku yang suka merokok padahal dia masih kecil. Karena itu lah Ibu ku takut aku terpengaruh oleh pergaulan yang tidak baik di kampungku. Ibu ku terus berpesan kepada aku untuk tidak terlalu dekat dengan teman teman ku yang berpergaulan kurang baik,karena ibuku takut aku terpengaruh dan ikut ikutan pergaulan yang tidak baik itu.
   Kemudian pada saat aku kelas 4 SD,pergaulan di kampungku semakin tidak baik saja,bahkan banyak anak SMP yang melakukan hal tidak baik seperti merokok dan lain lain.Ibuku dan ayahku pun resah dan berpikiran untuk pindah saja ke Bandung,kota dimana kata banyak orang yang sejuk dan orang nya lemah lembut.
Lalu saat libur kenaikan kelas,di siang hari selepas shalat dzuhur ibuku memanggilku dan mengajak aku bicara empat mata dengan dia.Ibuku mengajak aku pindah ke Bandung saja,karena jika kita terus-terusan di Palembang takutnya aku akan terpengaruh oleh teman temanku.
"Lebih baik kita pindah saja ke Bandung,karena kalo terus disini tidak akan baik untuk masa depan mu val,karena takutnya kau terpengaruh oleh pergaulan orang sini" Usul ibuku
Mendengar hal itu aku langsung menolak dengan keras.
"Tak,aku tak mau pindah ke Bandung". Ujar aku
"Kenapa?"Tanya ibuku
"Jika kita pindah ke Bandung aku tidak akan bertemu dengan saudara-saudara aku dan teman baik aku,aku juga tidak bisa bahasa sunda aku bakal pusing bicara dengan orang sana". Jawabku
"Tapi kan di Bandung juga ada saudara kita dan orang orang disana juga lebih ramah dari orang sini orang Bandung itu lemah lembut,tak seperti orang sini keras wataknya,soal bahasa kau bisa belajar dengan saudaramu disana" Jelas ibuku kepadaku
   Aku tetap saja bersikeras tidak mau pindah ke Bandung, dipikiranku kehidupan di Bandung akan sangat membosankan karena aku tidak mempunyai saudara seumur dengan ku lagipula saudaraku di Bandung hanya ada 2 itu juga wanita semua. Aku pergi meninggalkan ibuku dan menuju ke kamarku.Aku merajuk ke Ibuku dan mengurung diri di kamarku,aku tidak mau keluar dan makan sebelum ibuku membatalkan rencana untuk pindah ke Bandung. Setelah seharian aku mengurung diri,ayah ku pun mengetuk pintu kamarku dengan membawa sepiring nasi goreng kesukaan ku.
"Jangan suka merajuk seperti itu,nanti cepat tua" kata ayahku
Aku diam saja tidak menjawab. Kemudian ayah ku mulai menyuapi ku nasi goreng kesukaan ku itu dan dia membujuk ku untuk mau pindah ke Bandung.
"Lebih baik kita pindah saja ke Bandung,di Bandung itu enak sejuk tidak panas seperti disini,disana juga banyak pemandangan yang indah dan tempat yang indah nanti kita akan kunjungi tempat tempat indah di Bandung jika kita sudah pindah kesana."Bujuk ayahku
"Tidak mau" jawabku dengan tegas
"Benar kata ayahmu itu" ujar ibuku yang ternyata menguping pembicaraan ayahku tadi,dibalik dinding kamarku
"Nanti kalo sudah di Bandung kau akan Ibu belikan mainan yang bagus bagus"Lanjut ibuku
   Aku terus saja dirayu oleh ayah dan ibuku. Sampai akhirnya aku pun mau pindah ke Bandung karena terus menerus dibujuk oleh orang tua ku. Ketika aku mengatakan bahwa aku mau pindah ke Bandung walaupun dalam hati kecil ku aku masih tidak mau. Hari hari berikutnya orang tua ku menyiapkan semuanya mulai dari surat pindah dan apa yang akan dibawa ke Bandung. Ayahku pun menjual kedua motornya.
"Lumayan buat tambah tambah dana di Bandung." Kata ayahku
Ibuku mulai memasukkan baju baju ke koper dan juga tidak lupa mainan robot power rangers kesayanganku karena pada saat kecil aku sangat suka film power rangers. Setalah seminggu lebih persiapan pindah ke Bandung. Pada hari sabtu pagi kami pun berpamitan dengan saudara saudara kami,aku menangis terseguk seguk saat pamitan dengan saudaraku.
"Selamat tinggal ya aku nak pindah ke Bandung,nanti kalo lebaran aku bakalan ke sini"Ucapku sambil mengusap air mataku yang keluar sendiri dari mataku.
Ibuku dan ayahku pun ternyata sedih karena harus berpisah dengan saudara mereka yang ada di Palembang ini.
"Yuk,aku pindah ke Bandung dulu ya,maafkan jika aku banyak salah selama ini" ucap ibuku sambil memeluk kakak perempuannya
"Sudah tidak apa apa,lebih baik kau pindah ke Bandung untuk kebaikan masa depan anakmu juga."Jawab kakak perempuan ibuku
   Seluruh keluarga ku pun mengantar kami ke stasiun kereta api kertapati yang ada di Palembang. Kami pun menunggu kereta yang akan membawa kami ke Pelabuhan Bakauheni. Kereta pun datang dan kami naik kereta tersebut. Saat sudah didalam kereta aku melambai lambaikan tangan ke para saudara ku sehingga tidak terasa air mata ku mengalir sendiri,lalu ayahku mengusap air mataku. Selama perjalanan aku hanya melamun dan membayangkan bagaimana kehidupan ku nanti di Bandung sana.
Singkat cerita,aku dan keluarga pun sudah sampai di Terminal Leuwih Panjang di Bandung,Jawa Barat. Dan ternyata kakak laki laki ibuku sudah menunggu kedatangan ku di Terminal Leuwih Panjang. Lalu langsung saja kami dibawa ke rumah kakak laki laki ibuku. Sampai dirumahnya aku langsung disambut oleh anak dan istri kakak ibuku. Mereka menyambut ku dengan gembira senyum bertebaran di wajah cantik saudara perempuan ku,karena saat itu kami sangat kelelahan setelah makan bersama mereka langsung menyuruh kami tidur dikamar yang sudah disiapkan,kami pun tidur.
   Pagi yang sejuk,embun embun yang bertengger diatas daun daun juga pemandangan yang indah gunung karang dan suara burung yang bersahut sahutan menyambut pagi hari pertama ku di Kota Bandung ini,tepatnya di Padalarang,Bandung Barat. Saudaraku sudah menyiapkan sarapan untuk kami. Suasana di Bandung ini memang sungguh sejuk tapi tetap saja rasanya tidak senyaman kota kelahiranku.
   Hari demi hari kulewati di Bandung dan ternyata pemikiran ku dulu yang berpikir bahwa kehidupan di Bandung bakalan sangat membosankan itu salah. Benar kata orang tuaku orang orang disini sangat ramah dan lemah lembut,ketika berpapasan denganku mereka menyapa ku dengan lemah lembut dan senyum manis
"Eh,adek yang baru pindah itu ya semoga betah ya dek disini, salam kenal ya" Ucap salah seorang warga dengan senyum manisnya yang saat itu berpapasan denganku
"Iya pak,salam kenal juga" jawabku dengan senyum tipis
   Ternyata kehidupan di Bandung sangat berbeda 180 dengan pemikiran ku selama ini,semua orang disini sangat ramah dan lemah lembut,sangat jarang aku melihat orang yang berbicara dengan nada tinggi disini. Hal itu sangat jauh berbeda dengan di Palembang dulu hampir semua orang berbicara dengan nada tinggi dan keras tidak ada lemah lembutnya sama sekali. Orang orang disini juga menerima ku dengan lapang dada. Lambat laun aku mulai menyukai kehidupan disini,aku mulai memiliki teman teman yang baik di kota Bandung ini. Aku hidup dengan damai dan gembira tanpa harus takut terpengaruhi pergaulan yang tidak baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun