Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Aliefyanto
Muhammad Rizky Aliefyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Saya merupakan pribadi yang ulet dan pantang menyerah. Memiliki hobi membaca, berolahraga, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cuaca Panas di Kota Semarang Membuat Masyarakat Harus Waspada Terhadap Kesehatan Tubuh

13 Desember 2023   08:13 Diperbarui: 13 Desember 2023   08:26 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Dengan iklim tropis tersebut, Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Hal ini menyebabkan iklim di Indonesia tergolong hangat dan lembab di sepanjang tahunnya. Di beberapa negara, faktor utama yang menentukan suatu iklim adalah tekanan atau kondisi suhu udara. Namun, berubahnya iklim yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh curah hujan. Hal itu dapat dibuktikan dengan rata-rata kelembapan di Indonesia sekitar 65% hingga 90%.

Pada hakikatnya, Indonesia merupakan negara dengan tiga jenis iklim, yaitu iklim muson, iklim tropis, dan iklim laut. Dari ketiganya, iklim tropis adalah yang paling melekat dengan Indonesia. Suhu panas yang diakibatkan oleh iklim tropis inilah yang membuat masyarakat Indonesia kerap merasa tidak nyaman. Sebagian besar wilayah di Indonesia masih dilanda cuaca panas yang intens, tidak terkecuali dengan wilayah Jawa Tengah, yaitu Kota Semarang. Hal ini, perlu menjadi perhatian dari masyarakat wilayah Kota Semarang agar senantiasa waspada dan menjaga kesehatan tubuh.

Cuaca panas merupakan kondisi dimana sinar matahari memancarkan cahaya yang terik. Cuaca panas membuat suhu udara meningkat, yang mana jika terkena kulit akan terasa seperti terbakar dan banyak debu berterbangan karena angin kencang. Cuaca panas yang terjadi di Semarang pada 2023 ini disebut menjadi musim kemarau yang paling panas dan kering jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Musim kemarau dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu fenomena global dan regional. Kedua fenomena tersebut yakni El Nino positif yang berlangsung di Samudera Pasifik serta Indian Ocean Dipole (IOD) positif pada bagian barat Samudera Hindia.

Beberapa hari belakangan ini, masyarakat Kota Semarang mengeluhkan situasi cuaca yang tidak bersahabat akibat suhu panas yang menyebabkan banyak dari masyarakat yang merasa kurang nyaman akan hal itu. Suhu udara panas yang tergolong tinggi tersebut, tidak hanya dikeluhkan oleh masyarakat yang berkegiatan di luar ruangan saja, tetapi masyarakat yang berkegiatan di dalam ruangan juga mengeluhkan panas yang menyengat karena merasa sangat gerah.

Suhu panas yang terjadi di Kota Semarang disebabkan oleh adanya gerak semu matahari yang berada diatas garis khatulistiwa. Hal itulah yang menyebabkan hawa panas yang terasa sangat menyengat di Semarang. Panas yang melanda wilayah Seamarang juga disebabkan karena tidak terlihatnya awan tutupan.

Seluruh masyarakat Kota Semarang diimbau agar senantiasa mengonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Serta masyarakat juga diharapkan agar memakai pelindung kulit saat bepergian dan berkegiatan di luar ruangan sehingga dapat aman dari paparan sinar matahari.

Akibat dari suhu panas yang ekstrem, mengakibatkan munculnya masalah kesehatan yang harus menjadi perhatian bagi masyarakat. Pernyakit diare menjadi salah satu kasus yang harus diperhatikan karena seiring dengan keterbatasan air akibat kemarau yang merupakan dampak dari adanya fenomena El Nino.

Selain kasus diare, Kota Semarang juga mengalami peningkatan risiko kenaikan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, "Di Kota Semarang, angka kasus BRPN, infeksi paru cukup tinggi. Pada Juli 2023, kasus tertinggi di rawat inap itu BRPN. Kasus tertinggi di puskesmas klinik itu ISPA". Hasil dari data Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan jumlah kasus pneumonia pada Juli 2023 tercatat sebanyak 123 pasien laki-laki dan 136 perempuan, sedangkan untuk ISPA tercatat sebanyak 9.197 laki-laki dan 11.970 perempuan.

Ia juga mengatakan bahwa suasana panas seperti ini, adanya partikel udara karena kelembapan rendah, maka akan terbang di udara lebih lama dan akan menempel bakteri atau virus. Misalnya, menempel di saluran napas dapat berisiko terkena ISPA. Maka dari itu, penyakit ini harus menjadi perhatian dan masyarakat harus waspada saat kondisi musim panas yang terjadi di Kota Semarang. Beberapa penyakit lain yang perlu diwaspadai saat cuaca panas, yaitu sakit kepala sebelah (migrain) yang disebabkan oleh paparan sinar matahari yang berlebih, panas dalam, sakit mata, dan heat stroke.

Terkait cuaca panas yang melanda Semarang, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan imbauan kepada masyarakat Indonesia, khususnya Kota Semarang agar meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca panas yang terjadi, dikarenakan dampak yang ditimbulkan dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Menurut BMKG, kondisi cuaca panas yang terjadi beberapa hari ke belakang biasanya dibarengi kondisi kelembapan udara yang rendah atau kering. Selain itu, adanya kecenderungan kondisi yang berubah menjadi berdebu dan angin yang bertiup lebih kencang.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Tengah meminta agar masyarakat beristirahat yang cukup, mengonsumsi vitamin, memperbanyak asupan makanan yang bergizi untuk kesehatan dan agar tubuh dapat terjaga dengan baik, memperbanyak minum air putih, dan senantiasa menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami dehidrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun