Ngaringan, 4 Agustus 2025 --- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bersama ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Desa Ngaringan. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Giat 12 SKM UNNES yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES.
Acara dimulai pukul 15.00 WIB di rumah Ketua KWT Srikandi, Ibu Dyas, dengan suasana penuh antusias. Puluhan ibu-ibu KWT Srikandi hadir, siap mengikuti rangkaian kegiatan yang tidak hanya berisi penyuluhan tetapi juga praktik langsung. Kehadiran mereka menunjukkan semangat luar biasa dalam mendukung kesehatan keluarga dan masyarakat desa melalui inovasi sederhana yang bisa dilakukan secara mandiri.
Tahapan kegiatan dimulai dengan edukasi mengenai bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) yang hingga kini masih menjadi ancaman kesehatan di banyak wilayah. Mahasiswa KKN menyampaikan penjelasan tentang bagaimana penyakit ini menular, apa saja gejalanya, dan langkah pencegahan yang bisa dilakukan sehari-hari. Diskusi berlangsung interaktif, di mana ibu-ibu KWT Srikandi saling bertukar pengalaman tentang kasus DBD yang pernah terjadi di sekitar mereka. Materi kemudian diarahkan pada pentingnya gerakan 3M+, yakni menguras, menutup, mengubur, serta memanfaatkan barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Setelah sesi edukasi selesai, mahasiswa membagikan brosur infografis yang berisi cara pembuatan dan penggunaan abate alami dari biji pepaya. Brosur ini dibuat sederhana dengan ilustrasi menarik agar mudah dipahami, sehingga para ibu bisa menjadikannya panduan praktis ketika ingin membuat abate alami sendiri di rumah.
Kegiatan berlanjut ke sesi inti, yaitu demonstrasi pembuatan abate alami dari biji pepaya. Mahasiswa menjelaskan langkah-langkah mulai dari mencuci dan menjemur biji pepaya hingga kering, menumbuknya menjadi bubuk, lalu cara penggunaannya pada wadah air. Para ibu terlihat aktif mengikuti setiap tahap, bahkan beberapa langsung mencoba menghaluskan biji pepaya dengan penuh rasa ingin tahu. Suasana pelatihan terasa hangat, sesekali diselingi tawa ketika peserta berbagi cerita mengenai kebiasaan mereka dalam menjaga kebersihan rumah tangga.
Antusiasme semakin terlihat ketika banyak ibu bertanya mengenai keunggulan abate alami dibandingkan produk kimia yang biasa dijual di pasaran. Mereka merasa senang karena ternyata biji pepaya yang sebelumnya sering dibuang bisa diolah menjadi bubuk abate yang ampuh membasmi jentik nyamuk. Solusi ini dinilai murah, mudah, aman, dan tentu saja ramah lingkungan. Tidak sedikit yang langsung berencana mencoba membuatnya di rumah setelah kegiatan berakhir.
Untuk menambah manfaat, mahasiswa KKN juga menyiapkan stok abate alami hasil olahan biji pepaya yang telah dibuat sebelumnya. Abate tersebut dibagikan kepada beberapa peserta sebagai bekal awal untuk dipakai di rumah masing-masing. Langkah ini disambut gembira oleh ibu-ibu KWT Srikandi, karena mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman praktik, tetapi juga langsung memperoleh produk siap pakai yang bisa dimanfaatkan sehari-hari.
Kegiatan sore itu berakhir dengan suasana penuh keakraban dan semangat kebersamaan. Mahasiswa KKN UNNES Giat 12 berharap melalui program ini, ibu-ibu KWT Srikandi Desa Ngaringan semakin teredukasi tentang pentingnya pencegahan DBD, sekaligus terampil memanfaatkan potensi lokal untuk melindungi keluarga. Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan budaya baru di masyarakat, yaitu kebiasaan mengolah bahan sederhana di sekitar kita menjadi solusi praktis yang bermanfaat dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI