Mohon tunggu...
M RidhoMarzuki
M RidhoMarzuki Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar, Berjuang dan bertakwa

Buah strawberry rasanya manis Dimakan lima sisanya empat Sebisa mungkin belajar menulis Berharap bisa menebar manfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wabah yang Terlupakan

10 April 2020   22:21 Diperbarui: 10 April 2020   22:23 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kali ini dunia kita sedang tidak seperti biasanya.  Yang selalu ramai akan hirup pikuknya sekarang menjadi sepi sunyi. Kita ketahui bahwa itu semua disebabkan karena Allah menurunkannya Virus Corona (Covid-19) di muka bumi ini.

Berbagai pandangan memberikan tanggapan akan mewabahnya Virus Corona.  Ada yang berpandangan negatif ada juga yang berpandangan positif.  Karena memang benar bahwa,  segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah pasti ada manfaat dan hikmahnya,  yang bisa menjadi nikmat maupun ujian. Tergantung bagaimana kita hambanya menyikapi dan mengambil pelajaran darinya.

Dilihat dari berbagai dampak yang timbul, seperti dampak di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan lainnya Corona memang sangat terlihat. Sebagai contoh kasus di Indonesia, sebagian besar kegiatan dibatasi sementara. Sehingga menyebabkan ketidak stabilan jalannya kehidupan masyarakat. Yang kita kenal dengan istilah Lock Down.

Tapi akan sangat luar biasa dampak yang kita rasakan jika menggunakan kacamata yang berbeda dari menyikapi wabah ini. Seperti banyak orang katakan: bumi bisa beristirahat sejenak, alam menjadi segar kembali tanpa asap-asap pabrik dan kendaraan, manusia lebih menjaga kesehatan, pengingat manusia kepada tuhannya dan membangun kepedulian sosial. Sangat luar biasa bukan?

Bukan kita malah terlalu takut dan panik. Seperti banyak menyebar dan menerima berita-berita hoaks, memprovokasi masyarakat seperti kritik-kritik pada pemerintah yang berlebihan tanpa solusi. Kita hanya cukup berusaha dengan mengikuti aturan dari pemerintah, menanamkan pola hidup sehat dan sebaik mungkin serta senantiasa mendekatkan diri pada Allah.

Diceritakan  terdapat dua Ulama dan Wali besar oleh Kiyai Nafi' pada Manaqib Mbah Kiyai Imam Musthofa Kertosono, bahwa beliau Mbah Musthofa pernah menjadi imam sholat magrib dan membaca doa qunut.  Lalu Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari yang saat itu menjadi makmum setelah sholat bertanya kepada beliau,  kenapa kok baca qunut,  apa ada pagebluk (wabah) di sini? Beliau menjawab,  iya benar,  yakni wabah orang-orang pada malas sholat jamaah.  Lalu KH.  Hasyim membenarkan hal itu.

Dari situ dalat dilihat bahwa kita tidak sadar pada wabah atau penyakit yang sebenarnya.  Yang setiap hari kita alami di dunia ini, yakni kemalasan, sungguh ironis

Malas beribadah,  malas belajar,  malas berpikir,  bekerja,  berinovasi  dan lain-lain adalah menu kita sehari-hari. Dari sini kita baru sadar, kemana dan apa yang kita lakukan sebelumnya?  

Seharusnya dimana kemalasan itu bisa kita manfaatkan jadi hal-hal  yang produktif malah kita sia-siakan. Sehingga sebagai contoh,  kita menjadi kaget dengan datangnya cobaan ini dari berbagai segi.

 Lalu perlunya kesadaran, keterbukaan hati dan pikiran untuk melawan kemalasan itu. Sehingga bisa membawa  kita pada kekuatan  dalam menjalani  hidup sebagai seorang hamba di muka bumi. Untuk mempersiapkan  bekal di akhirat nanti.

Wallahu a'lam bissowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun