Ia menyatakan bahwa tren besar-besaran inovasi mobil listrik ini berangkat dari maraknya teknologi telepon seluler. Apalagi, sudah ada beberapa perusahaan teknologi yang menuangkan idenya dalam bentuk mobil konsep seperti Apple, Google, Samsung, hingga Xiaomi.
Hal ini sangat memungkinkan bagi perusahaan elektronik karena adanya teknologi baterai dan motor listrik. Fungsi tersebut tentu dapat diterapkan dalam pengembangan sistem elektrifikasi yang memungkinkan mobil bergerak menggunakan motor listrik.
Pasar otomotif telah menjadi magnet bagi perusahaan elektronik dan jasa internet raksasa. Kita tentu ingat dengan Tesla yang merupakan pelopor terbesar mobil teknologi listrik. Kemudian, ada Toyota Prius yang memiliki campuran antara mesin pembakaran dengan baterai.
Di akhir 2019 lalu, kita melihat mobil TOGG yang menjadi mobil listrik pertama buatan Turki. Terakhir baru-baru ini, kita dikejutkan dengan mobil Sony Vision-S buatan pabrikan asal Jepang yang murni memproduksi alat-alat elektronik.
Meskipun Sony Vision-S masih pada tataran konsep, penciptaan teknologi listrik yang mudah menjadikan banyak perusahaan terus berlomba. Berkaca pada fenomena tersebut, tentu Indonesia berpeluang mampu dalam menciptakan teknologi mobil listrik ini. Kita hanya bisa berharap pada anak-anak muda Indonesia di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H