Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harga Sebuah Ketergesaan

4 Desember 2019   12:11 Diperbarui: 4 Desember 2019   12:28 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Motor Nujun hancur parah. Tapi untung saja dia enggak meninggal. Kenapa dia bisa kecelakaan begini?" Desis Nardi, teman Nujun.

Teman satunya hanya mengangkat bahu.

Seorang pria paruh baya itu ditanya beberapa hal oleh seorang anggota polisi yang mengamankan lokasi. Terjadi perdebatan alot antara pria itu dengan seorang anggota polisi yang bertanya.

"Saya tadi mau menghindar... tapi motor itu kencang banget dan tak lama langsung bruk..." Ucap pengemudi itu menggebu-gebu sambil menarikan telapak tangannya.

Pria yang terluka itu langsung diboyong ke sebuah mobil ambulans. Sementara,  sopir truk itu langsung diamankan polisi. Seorang reporter tampak bertanya kepada beberapa orang yang berkerumun di lokasi kejadian.

Melihat kejadian itu, Nardi hanya bisa gamang dengan proposal skripsi Nujun yang ia bawa. Pria jangkung itu langsung menyetop angkot dari arah berlawanan.

Nardi dan temannya langsung beranjak dari lokasi kejadian. Angkot kuning itu meninggalkan lokasi tempat Nujun terkapar.

"Ngebut sekali orang itu. Kalau ada yang ngebut lagi... akan ku lempar batu ke dia." Umpat seorang pria tua yang baru masuk angkot dan langsung duduk berhadapan dengan Nardi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun