Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harga Sebuah Ketergesaan

4 Desember 2019   12:11 Diperbarui: 4 Desember 2019   12:28 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selesai memanaskan mesin, Nujun memutarkan badan motornya ke gerbang depan.  Motor itu langsung melesat pergi.

"Ya Allah nak... motor dibanggain aja. Aduh... ni asap gede banget lagi." Geram ibunya sambil mengibaskan telapak tangan di depan hidungnya.  

"Bu Winda, asapnya gede banget ya. Saya sampai harus nutup hidung nih."

"Anak saya saja kayak gitu kalau punya motor baru."

"Diingetin aja kalau bawa motor jangan geram-geramin gas. Nanti gangguin tetangga."

Nujun membawa motor sport itu dengan kecepatan tinggi. Beberapa kendaraan ia salip dengan lincah. Badan motor ia miringkan ketika menyalip beberapa kendaraan.

Seorang anak muda tampak berlari bersama temannya menuju sebuah rumah. Anak muda yang jangkung itu membawa sebuah berkas tebal dengan kover logo sebuah universitas. Nardi terus berlari bersama temannya tanpa peduli diperingatkan tetangganya. Bahkan, ia nyaris ditabrak sepeda motor.

"Hei... lihat-lihat dong!"

"Maaf pak, lagi buru-buru."

Pria itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Sampailah Nardi dan seorang temannya menuju rumah Nujun. Bu Winda yang melihat kedatangan dua orang teman Nujun langsung tersentak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun