Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harga Sebuah Ketergesaan

4 Desember 2019   12:11 Diperbarui: 4 Desember 2019   12:28 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibunya yang baru keluar dari dapur langsung menuju garasi.

"Ya ampun nak... motor baru dibanggain. Giliran disuruh makan malah ditunda. Motor aja butuh makan masak orangnya enggak mau makan."

"Aku pengen kebut sekarang. Dosen sudah menunggu."

"Ya ampun... kalau kuliah kan enggak harus buru-buru kan."

"Enggak begitu bu... masalahnya, aku harus menyerahkan proposal skripsi ini sekarang juga."

"Dosenmu kok minta cepat. Lagian sih, kamu tuh harusnya tuntasin skripsi dari kemarin-kemarin. Biar enggak telat kayak gini."

"Ibu enggak tahu urusan anak muda."

"Ya udah... hati-hati saja kalau bawa motor. Banyak truk di jalanan."

"Tenang Bu, aku bisa atasi."

Nujun langsung menaiki sepeda motor. Gas ia putar beberapa kali untuk memanaskan mesin. Ibunya yang mendengarnya langsung menutup telinganya. Nujun seakan menikmati irama tak beraturan yang repetitif itu.

"Wung... wung... wung... wung..." Suara deru itu menyebabkan polusi asap di sekitar garasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun