Kalcer dan skena jadi dua istilah yang semakin sering muncul di media sosial. Dua kata ini tidak hanya populer, tapi juga menyimpan makna kultural yang merepresentasikan gaya hidup dan identitas Gen Z. Tapi, kenapa sih kata kalcer dan skena bisa sedekat itu dengan keseharian kita?
"Wah, gaya lo kalcer banget sih."
"Ini sih fix anak skena."
Kita mungkin sering menemukan kalimat seperti itu di komentar TikTok, Twitter (X), atau caption Instagram. Dua kata ini---kalcer dan skena---sedang jadi bagian dari bahasa sehari-hari Gen Z.
Tapi, pernahkah kamu bertanya: sebenarnya apa arti dua kata ini? Dan kenapa begitu banyak Gen Z yang menggunakannya?
Kata "Kalcer" sebenarnya diambil dari kata culture dalam bahasa Inggris. Tapi dalam konteks sosial media dan tongkrongan anak muda, maknanya menyempit jadi gaya hidup yang artsy, estetik, dan 'anak indie banget'.
Kalcer itu yang bajunya earth tone, suka kamera analog, nongkrong di kafe industrial, dan feed-nya selalu rapi. Tapi lebih dari soal visual, kalcer adalah cara seseorang menyusun identitas sosial melalui tampilan.
Sedangkan kata "Skena" diambil dari kata scene dalam bahasa Inggris. Dahulu merujuk ke komunitas musik atau seni independen---tempat orang-orang nongkrong, berdiskusi, atau main band bareng.
Namun kini, "anak skena" adalah label baru untuk:
* Mereka yang pakai streetwear atau brand lokal
* Dengerin musik yang katanya "nggak pasaran"
* Nongkrong di tempat hidden gem
* Upload foto candid dengan tone gelap, vibes sendu
Skena sudah bergeser dari istilah komunitas menjadi identitas gaya yang punya kode sosial tertentu.