Mohon tunggu...
Muhammad Raihan Fachranie
Muhammad Raihan Fachranie Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pembaca buku, penonton sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Humor

Wabah Membawa Berkah

2 Juni 2020   21:29 Diperbarui: 2 Juni 2020   21:34 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Seperti yang kita ketahui bersama, hadirnya pandemi COVID 19 ini membuat seluruh aktivitas kita menjadi terhenti, atau mungkin lebih tepatnya berganti metode. Jika dulu harus bertarung dengan waktu dan jalanan untuk mencari rezeki dan ilmu, kini kita cukup duduk manis sembari menatap layar komputer. Termasuk saya, yang notabene merupakan mahasiswa semester akhir.

Di semester 6 ini, saya dan teman-teman sekelas diwajibkan untuk membuat laporan karya akhir, sebagai syarat untuk kelulusan. Di awal pengerjaan, semuanya berjalan dengan baik. Datang bimbingan, menulis Bab I dan Bab II, revisi hingga mengumpulkan ke sekretariat, Alhamdulillah kami dapat melaluinya dengan lancar. 

Namun, ketika WHO (World Health Organization) mengumumkan bahwa virus COVID 19 telah menjadi pandemi dan pemerintah memberlakukan kebijakan untuk beraktivitas di rumah, maka seluruh kegiatan akademik pun berpindah ke ranah digital.

Dimulai dari bimbingan, selama masa pandemi ini, saya dan teman-teman mengikuti bimbingan secara online. Meski menemui banyak kendala, seperti gangguan sinyal, mikrofon yang tidak berfungsi dan laptop yang sempat error, namun bimbingan tetap berjalan lancar. Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan Bab III hingga VI dengan baik.

Setelah semua bab beres dan berkas-berkas pelengkapnya sudah dikumpulkan, kami tinggal menghadapi satu tahap akhir. Tahap yang merupakan penentu nasib seorang mahasiswa, apakah ia berhak lulus atau ia harus “memperpanjang kontrak” dengan kampusnya.

Saya sendiri mulai mempersiapkan “amunisi” sepekan sebelum sidang, seperti presentasi, laptop, pakaian, meja, kursi serta ruangan. Saya tidak menemukan masalah yang berarti dalam menyusun slide presentasi. Dengan memanfaatkan salah satu situs desain gratis, saya tinggal menuangkan segala ide ke dalam template yang telah tersedia, kemudian berlatih besama teman-teman satu bimbingan.

Setelah itu, saya pun mempersiapkan laptop. Di tahap inilah kendala mulai bermunculan. Mengingat sidang berlangsung secara online, maka mahasiswa harus memastikan semuanya dalam kondisi siap, termasuk komputernya. Saya sendiri mempersiapkan dua laptop, yaitu laptop kesayangan sejak semester 1 dan laptop dari ayah.

Laptop pertama sebenarnya cukup untuk menyiarkan persidangan secara langsung, namun sewaktu-waktu dapat mengalami hang akibat overheat. Beralih ke laptop kedua, yang boleh dibilang lebih tangguh dari laptop pertama. 

Sayangnya, laptop ini sering mengalami crash, bahkan dapat keluar dengan sendirinya dari website yang sedang dibuka. Nahasnya, hal ini terjadi saat saya mengikuti sidang. Pasca presentasi berakhir, crash pun terjadi dan menyebabkan akun saya log out dengan sendirinya dari sidang tersebut.

Sontak, para penguji pun menjadi panik. Pembimbing, mentor, hingga staf akademik pun langsung menghubungi saya, untuk bertanya mengapa saya log out dari sesi sidang tersebut. Saya pun menjelaskan bahwa terjadi gangguan pada laptop beserta bukti tangkapan layarnya. Beruntung, mereka menerima alasan tersebut dan menyarankan untuk menggunakan ponsel saja. Alhasil, saya pun bisa melanjutkan sidang tersebut.

Akhirnya, setelah melewati sesi tanya jawab, Alhamdulillah, saya dinyatakan lulus, dengan revisi yang harus diselesaikan paling lambat satu pekan dari tanggal sidang. Senang sekali rasanya, seperti menjuarai Liga Champions, walau masih agak shock akibat komputer yang lemot.

Sebagai anak millennial, menjadi keharusan bagi saya untuk membagikan kebahagiaan ke akun Instagram. Dengan pose memengang tugas akhir disertai dengan wajah belagu, saya mengunggah foto tersebut ke fitur story dengan caption “Done” dan emoji metal. Sontak, unggahan tersebut membuat banyak teman di Instagram yang semula biasa saja dengan story saya, kini sebagian besar memberikan ucapan selamatnya. 

Tak hanya itu, exposure akun IG saya juga mengalami kenaikan. Semula, jumlah viewersnya hanya berkisar 60 orang, kali ini mampu menyentuh angka 100 orang lebih.

Selain di dunia maya, saya juga merasa senang di dunia nyata. Tanpa disangka-sangka, beberapa teman cewek mengirimkan es kopi susu, pisang nugget serta martabak manis dan telur ke rumah. Papa dan Mama pun sampai kaget, ternyata anaknya sulungnya ini mampu memikat banyak wanita. Hehehe.

Sehabis menyantap kiriman dari teman-teman, saya pun mulai berkutat dengan revisi yang jumlahnya mencapai 20 poin. Meski banyak, Alhamdulillah saya mampu menjawab tantangan tersebut. Revisi tersebut berhasil memperoleh persetujuan dari mentor industri, penguji, pembimbing serta kepala program studi dan dapat dikirim tepat pada hari-H pengumpulan. 

Kali ini, senangnya lebih terasa dibandingkan saat sidang. Rasanya seperti menjuarai Piala Dunia, karena vibenya lebih mendebarkan. Berpacu dengan waktu serta memacu detak jantung. Kalau saja revisi ini tidak selesai, saya terancam batal untuk diluluskan .

Pandemi COVID 19 ini memang sangat berdampak pada kehidupan semua orang. Aktivitas yang awalnya berlangsung di kawasan publik, kini harus dilakukan di dalam rumah. Walau dibantu dengan gawai canggih, tetap saja ada kendala yang datang, yang menyebabkan proses interaksi antar rekan kerja menjadi kurang efektif. 

Namun, hal tersebut bukanlah penghalang. Apabila kita mau menjalaninya dengan sabar, semangat dan sungguh-sungguh, maka pekerjaan apapun akan terselesaikan dengan baik, bahkan dapat mendatangkan rezeki yang tidak disangka-sangka.

Semoga hadirnya pandemi ini dapat menguatkan hati, jiwa dan mental kita, agar kita selalu berusaha dengan maksimal, meski dengan sumber daya yang minimal dan keadaan yang tidak normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun