Mohon tunggu...
Muhammad R. Pasha
Muhammad R. Pasha Mohon Tunggu... Mahasiswa

Use C++ and Python with Vim if on mood

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mengapa Google Trends Tak Lagi Relevan?

16 Juni 2025   17:02 Diperbarui: 16 Juni 2025   17:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Perkembangan internet saat ini telah mengubah perannya dari sekadar alat tukar data menjadi elemen kunci yang menentukan performa bisnis secara keseluruhan. Jika dulu website hanya berfungsi sebagai katalog digital, kini konsumen lebih banyak memulai proses pembelian dengan mencari informasi melalui mesin pencari. Karena itu, bila sebuah bisnis, termasuk kafe, tidak muncul di halaman pertama hasil pencarian, peluang menjangkau pelanggan baru akan sangat kecil. Hal ini menuntut pelaku usaha untuk adaptif dan cepat berinovasi, terutama dalam menerapkan strategi Search Engine Optimization (SEO) yang tepat agar visibilitas digital tetap terjaga. 

Metreum Café Jogja, milik Junida Purna Adhityasari, hadir sebagai contoh kafe yang mencoba merespons tantangan tersebut. Lebih dari sekadar tempat menikmati makanan dan minuman berkualitas, Metreum Café dirancang sebagai ruang kreatif yang mendukung komunitas lokal, dengan berbagai kegiatan rutin seperti diskusi buku, workshop, pertunjukan musik, dan aktivitas komunitas lainnya. Visi dari Junida adalah menjadikan Metreum Café sebagai pusat kolaborasi dan pengembangan kreativitas di Yogyakarta. Namun, agar konsep unik ini menjangkau audiens yang lebih luas, kehadiran digital yang optimal menjadi sangat penting.

Sebelumnya, banyak UMKM, termasuk kafe di Jogja, menggunakan Google Trends untuk memantau tren pencarian. Namun, karena datanya bersifat agregat dan kurang kontekstual untuk strategi lokal serta analisis kompetitor, penelitian ini memilih untuk tidak lagi mengandalkan alat tersebut. Sebagai gantinya, akan digunakan mesin pencari seperti TikTok dan platform lain yang lebih adaptif dan real-time. Penelitian ini juga akan memanfaatkan bahasa pemrograman seperti Python atau JavaScript, yang dikombinasikan dengan kerangka kerja Ensemble Data. Kerangka ini memungkinkan pengumpulan data dari berbagai sumber—mulai dari volume pencarian lokal, performa teknis website, hingga analisis kompetitor—secara terintegrasi dan berkelanjutan.

Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi elemen-elemen kunci SEO yang paling relevan bagi Metreum Café Jogja, lalu menyusun rekomendasi strategis agar situs web kafe dapat tampil di posisi atas hasil pencarian lokal. Fokus penelitian mencakup pemilihan kata kunci utama dan sekunder yang sesuai dengan karakteristik kafe, evaluasi teknis situs seperti struktur HTML dan metadata, analisis kompetitor lokal di Yogyakarta, serta integrasi semua data melalui pendekatan Ensemble Data. Dengan begitu, strategi SEO yang dihasilkan akan lebih akurat, adaptif, dan dapat diotomatisasi secara berkala.

Metode

Analisis SEO ini akan berfokus pada keterkaitan antara pencarian kata kunci (keyword search) dan jumlah penayangan konten terbanyak. Keterkaitan ini dianalisis menggunakan fungsi bawaan (built-in function) dalam kerangka kerja Ensemble Data, yang dapat dijalankan menggunakan Python atau JavaScript. Sebelum memulai, penting untuk tidak menggunakan base environment demi menghindari konflik dependensi. Oleh karena itu, disarankan untuk membuat lingkungan virtual (virtual environment) yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan pemrosesan data SEO secara lebih stabil dan terstruktur. Kedua, untuk menentukan dan mencari frekuensi keterkaitan keywords, interpretasi line code python sebagai berikut:

import requests
from ensembledata.api import EDClient

client = EDClient("your_API_key")

root = "https://ensembledata.com/apis"
endpoint = "/tt/keyword/full-search"

params = {
    "name": "your_keywords?",          
    "period": "180",                    
    "sorting": "0",                    
    "country": "id",                    
    "match_exactly": False,            
    "token_cost": "API_KEY_INSERT_HERE"
}

res = requests.get(root + endpoint, params=params)

print(len(res.json()))

dan interpretasi line code untuk JavaScript/ Node.js sebagai berikut:

const root = 'https://ensembledata.com/apis';
const endpoint = '/tt/keyword/full-search';

const params = {
  name: "your_keywords",          
  period: "180",                  
  sorting: "0",                    
  country: "us",                  
  match_exactly: false,          
  token_cost: "API_KEY_INSERT_HERE"
};

const queryString = new URLSearchParams(params).toString();
const url = `${root}${endpoint}?${queryString}`;

try {
  const response = await fetch(url);
  const data = await response.json();
  console.log(data);
} catch (error) {
  console.error("Error fetching data:", error);
}

Langkah berikutnya adalah menyiapkan parameter permintaan sesuai dokumentasi endpoint /tt/keyword/full-search. Parameter name diisi dengan kata kunci yang ingin dianalisis, seperti “metreum cafe jogja”. Period diset ke “180” untuk mencakup data enam bulan terakhir, sorting ke “0” untuk urutan default, country ke “id” agar data bersifat lokal, dan match_exactly diset ke false agar mencakup varian kata kunci. Token API dimasukkan melalui parameter token_cost. Sesuai fokus penelitian, analisis ditujukan untuk melihat keterkaitan antara frekuensi pencarian kata kunci di TikTok dan jumlah penayangan konten populer. Dari objek top_videos, peneliti mengumpulkan metrik seperti jumlah view atau like. Jika data view tidak tersedia langsung, ID video bisa digunakan untuk permintaan API lanjutan, jika tersedia. Data ini kemudian diolah untuk menghitung View-to-Search Ratio (VSR), yaitu rasio antara rata-rata penayangan video teratas dengan volume pencarian yang diperkirakan dari jumlah post yang diambil. 

Hasil Penemuan

Berdasarkan hasil scraping dan analisis dengan pendekatan View-to-Search Ratio (VSR) selama 17 Maret hingga 20 Mei 2025, ditemukan bahwa efektivitas keyword berpengaruh signifikan terhadap visibilitas konten Metreum Café Jogja di TikTok. VSR mengukur rasio antara jumlah views tertinggi dan jumlah post yang muncul pada suatu kata kunci, berfungsi sebagai indikator efektivitas visual dan interaksi. Nilai VSR yang tinggi menunjukkan potensi besar suatu keyword dalam strategi SEO. Dari enam keyword yang dianalisis, “metreumcafejogja” dan “metreumcafe” menunjukkan performa paling stabil dan tinggi. Keduanya mengalami peningkatan tren mulai pertengahan April. Khususnya, “metreumcafejogja” mencatat VSR konsisten antara 36–50, dengan lonjakan signifikan dari 13 April (39,33) hingga puncak 16 Mei 2025 (50,60), menandakan bahwa konten dengan kata kunci ini cenderung memiliki performa visual yang kuat dibanding volume postingnya. 

Kata kunci “metreumcafe” menunjukkan performa VSR yang stabil meskipun sedikit di bawah “metreumcafejogja”. Nilainya berkisar antara 13,7 hingga 19,2, dengan tren peningkatan mulai 13 April (14,84) dan mencapai puncak 19,23 pada 16 Mei 2025, sebelum turun tajam menjadi 14,06 pada 20 Mei. Penurunan ini kemungkinan dipicu oleh meningkatnya jumlah posting tanpa diiringi pertumbuhan views yang sepadan, atau kualitas konten yang kurang engaging. Temuan lain yang signifikan adalah adanya korelasi antara momentum publikasi konten visual dan peningkatan visibilitas keyword. Lonjakan pada “metreumcafejogja” selama akhir April menunjukkan bahwa konsistensi dalam mengunggah konten menarik dengan keyword tersebut berdampak langsung pada engagement. Dengan kata lain, keyword yang efektif harus digunakan dalam konten visual yang relevan agar menghasilkan views tinggi dan potensi interaksi lebih besar, seperti ditonton penuh atau disimpan.

Kata kunci seperti "metreum", "metreumcoffee", dan "cafemetreumjogja" menunjukkan performa VSR yang lebih rendah dibanding keyword utama. Misalnya, "metreum" hanya mencatat VSR 0,89–1,26, sedangkan "metreumcoffee" berada di kisaran 14,4–20,2. Hal ini menunjukkan bahwa keyword generik tanpa atribut lokasi atau branding lengkap memiliki daya tarik visual yang terbatas.
Sementara itu, keyword musiman seperti "metreumcafejogjabukber" menunjukkan potensi SEO tahunan, meskipun nilainya tetap lebih rendah secara absolut. Lonjakan VSR yang terjadi pada pertengahan April bertepatan dengan momentum Ramadan dan libur panjang, memperkuat pentingnya timing dalam strategi konten.

Source: Private Documentation, visualized
Source: Private Documentation, visualized

GeoWeighted VSR tertinggi pada 20 Mei 2025 tercatat di Umbulharjo (51,1), Jetis (47,9), dan Gondokusuman (47,1). Ini menunjukkan bahwa konten dengan keyword tertentu dapat memperoleh hasil optimal bila ditargetkan secara spasial. Misalnya, meskipun "metreumcoffee" hanya mencatat VSR sedang, performanya bisa meningkat signifikan jika ditayangkan untuk audiens di kecamatan dengan intensitas pencarian tinggi.

Dari keseluruhan analisis, terdapat tiga kesimpulan utama:

  • Keyword dengan atribut lokasi seperti “jogja” terbukti memiliki VSR lebih tinggi daripada keyword generik.
  • Peningkatan VSR konsisten sejak pertengahan April, menandakan pentingnya penjadwalan konten berbasis momen.
  • Koreksi serentak pada 20 Mei menyoroti pentingnya menjaga kualitas dan frekuensi konten agar tetap menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun