Mohon tunggu...
Muhammad R. Pasha
Muhammad R. Pasha Mohon Tunggu... Mahasiswa

Use C++ and Python with Vim if on mood

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mengapa Google Trends Tak Lagi Relevan?

16 Juni 2025   17:02 Diperbarui: 16 Juni 2025   17:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Private Documentation, visualized

Kesimpulan

Dalam konteks optimasi SEO untuk konten sosial media seperti TikTok dan Instagram, pemanfaatan pendekatan teknis berbasis Python, JavaScript, atau Node.js terbukti secara signifikan lebih unggul dibandingkan dengan penggunaan Google Trends. Google Trends hanya menyediakan indeks minat pencarian berdasarkan data teks yang diketik di mesin pencari Google, tanpa menyertakan metrik spesifik seperti jumlah views, jumlah posting, atau engagement rate. Selain itu, Google Trends tidak mampu memberikan nilai absolut atau metrik rasio yang penting dalam mengukur performa konten visual, seperti View-to-Search Ratio (VSR). Bahkan, dukungan spasial Google Trends hanya terbatas pada tingkat provinsi atau kota besar, tanpa kemampuan untuk menganalisis keterlibatan konten hingga level kecamatan seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.

Sebaliknya, pendekatan menggunakan Python atau JavaScript dengan integrasi API TikTok memungkinkan analisis yang lebih dalam, akurat, dan relevan. Melalui perhitungan sederhana, misalnya membagi jumlah views tertinggi dengan jumlah posting untuk keyword tertentu, pengguna dapat langsung memperoleh nilai VSR yang menunjukkan efektivitas sebuah kata kunci dalam menarik perhatian pengguna. Selain itu, dengan pemanfaatan pustaka spasial seperti geopandas atau leaflet, pendekatan ini dapat menghasilkan peta distribusi VSR per kecamatan—memberikan insight yang jauh lebih tajam dalam menyusun strategi geo-targeting. Data semacam ini tidak hanya kuantitatif tetapi juga dapat diotomatisasi secara periodik, memungkinkan pemantauan tren secara real-time dan dinamis.

Oleh karena itu, dalam konteks pengembangan strategi visibilitas digital Metreum Café Jogja, pendekatan berbasis Python/JavaScript/Node.js jauh lebih relevan dan aplikatif dibandingkan Google Trends. Selain mampu memberikan metrik performa yang lebih konkret, pendekatan ini juga memungkinkan personalisasi konten berdasarkan waktu dan lokasi—dua faktor kunci dalam meningkatkan efektivitas kampanye sosial media. Pendekatan ini tidak hanya mendukung perencanaan konten yang lebih strategis dan terukur, tetapi juga memperkuat basis keputusan bisnis yang berbasis data nyata dan aktual.



Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun