Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Suka Duka Ikutan Samber THR Kompasiana, Kewalahan dengan Challenge hingga Menulis Sambil Merawat Ibu di Rumah Sakit

8 Mei 2021   23:16 Diperbarui: 8 Mei 2021   23:22 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpulan Tulisan Samber THR yang di post di IG pribadi, Dokpri

Saya sudah sering mengikuti kompetisi blog dimana saja, termasuk di Kompasiana. Ada yang berhasil saya menangi, dan tidak sedikit pula yang harus gigit jari.

Awal Ramadan kemarin, saya cukup terobsesi untuk mengikuti blog competition yang diadakan Kompasiana selama Ramadan, yaitu Samber THR.

Samber THR adalah sebuah lomba menulis marathon untuk semua penduduk di Kompasiana, atau biasa dikenal dengan para Kompasianer. Samber THR ini mengharuskan bagi semua peserta agar menulis setiap hari selama Ramadan.

Saya bergabung di Kompasiana di tahun 2019 lalu. Namun, untuk blog competition ini, baru tahun ini saya memilih untuk ikutan.

Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]
Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]

Saya rasa program Samber THR ini cukuplah menarik. Selama sebulan penuh, para Kompasianer ditantang untuk menulis dan berbagi kisah mereka selama Ramadan.

Dulu saya sering mengikuti jenis lomba seperti ini di Instagram. Tapi tidak pernah ada yang berhasil. Saya selalu menyerah di pertengahan jalan.

Makanya ketika melihat program ini pertama kali di Kompasiana. Semangat saya pun kembali datang. Saya memutuskan untuk memberikan tantangan kepada diri saya sendiri. Saya mau menaklukkan semua tantangan hingga selesai. Begitulah awalnya.

Selama hampir sebulan mengikuti Samber THR Kompasiana. Banyak sekali kendala dan tantangan yang saya rasakan. Misalnya seperti ini.

Mager Saat Mau Nulis, dan Bingung Mau Menulis Apa

Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]
Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]

Malas gerak ketika ingin nulis itu sangat sering saya rasakan. Misalnya target mau menulis pada jam ini, eh malah molor hingga beberapa jam kemudian. Padahal tidak banyak kerjaan lain. Hanya sekedar mau membuka laptop saja itu rasanya cukup berat. Bahkan, tak jarang ketika laptop sudah dibuka, saya malah asyik main handphone, hingga akhirnya laptop kembali saya tutup. Parah kan? Hehe

Kemudian, saya suka bingung mau menulis apa. Padahal, temanya sudah ditentukan. Bahkan beberapa hari sebelumnya kita juga sudah bisa melihat tema untuk hari berikutnya.

Makanya selama program Samber THR ini, saya sering selesai menulis di menit-menit terakhir. Sangat jarang saya bisa menyelesaikan tulisan lebih cepat seperti kawan-kawan lainnya.

Tapi, saya juga merasa puas. Ditengah kondisi mager begini, saya juga berhasil mengikuti tema yang ada tanpa bolong seharipun. Ini sebuah pencapaian yang luarbiasa bagi saya.

Sempat Kewalahan Mengikuti Mystery Topic dan Mystery Challenge 

Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]
Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]

Pada Samber THR ini, ada yang namanya mystery topic dan challenge setiap minggunya. Dari kedua tantangan ini, saya lebih suka mengikuti mystery topic. Sebab, kita cuma ditantang untuk menulis saja seperti biasanya dan diberikan tema.

Tapi, beda lagi dengan mystery challenge. Disini para peserta akan ditantang dengan cara berbeda. Misalnya saat itu, disuruh membuat video ketika menyiapkan menu berbuka puasa. Jujur, saya paling tidak suka membuat video, belum lagi kesulitan ketika mengeditnya. Tantangan yang cukup berat saya rasa.

Perjuangan saya ketika mengikuti challenge tersebut juga cukup berat. Saya harus pergi ke rumah abang yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal saya. Sebab saat itu, di tempat tinggal saya tidak ada peralatan buat memasak.

Selesai merekam dan menulis seadanya. Saya pun kembali mendapat masalah. Saat itu saya kewalahan menyertakan link video saya di tulisan. Norak kan ? hahaha

Untungnya ada salah satu sahabat Kompasianer yang mengajari saya. Dan beruntung, saya berhasil menyelesaikan semua tantangan di menit-menit terakhir batas waktu yang ditentukan.

Hampir Mau Menyerah Lantaran Ibu Masuk Rumah Sakit

Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]
Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]

Jujur semangat saya sempat hilang untuk melanjutkan ikut kompetisi lantaran ibu saya sakit. Sore itu, saya dikabari oleh kakak di kampung. Katanya ibu harus di rawat di Rumah Sakit lantaran sakitnya semakin parah.

Saat itu saya masih berada di luar daerah bekerja. Sebab kondisi ibu juga semakin parah, saya akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung. Saat itu saya hanya memikirkan kondisi ibu. Soal kompetisi ini, saya mau menyerah, saya tidak mau melanjutkan lagi.

Saya kemana-mana sering membawa laptop. Begitu juga ketika pulang kampung, laptop tetap saya bawa pulang. Hampir seminggu lebih saya di kampung. Saat itu saya sering bolak-balik ke Rumah Sakit untuk menjenguk ibu.

Saya dan abang mengatur jadwal untuk menjaga ibu di Rumah Sakit. Kebetulan, selama seminggu ibu di rawat, saya selalu mendapat giliran jaga pada malam hari.

Karena ibu perlu istirahat total. Makanya ketika malam hari, beliau selalu tidur pulas. Kesempatan inilah yang kemudian saya manfaatkan.

Setiap malam, saya selalu membawa laptop ke Rumah Sakit. Setelah  ibu saya tidur, barulah saya membuka laptop untuk menulis. Setiap malam seperti itu. Hingga akhirnya, saya kembali semangat untuk mengikuti Samber THR. Saya bersyukur bisa membagi waktu, menjaga ibu dan menulis di Samber THR Kompasiana.

Mulai Terbiasa Menulis Satu Hari Satu Artikel

Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]
Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]

Disamping banyak sekali kendala yang saya dapatkan. Ikutan Samber THR ini juga cukup memberikan banyak manfaat untuk saya. salah satunya adalah, saya mulai terbiasa menulis satu hari satu artikel.

Dulu, saya paling mentok pada lima atau delapan tulisan dalam sebulan. Sekarang, hampir menyentuh angka tiga puluh dalam sebulan. Sungguh ini pencapaian luarbiasa yang saya rasakan.

Berinteraksi dengan Para Kompasianer yang Sangat Luarbiasa

Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]
Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]

Selama hampir dua tahun saya bergabung di Kompasiana. Baru dalam beberapa bulan ini saya mulai sedikit akrab dengan rekan-rekan Kompasianer.

Saya mulai berinteraksi dengan teman-teman Kompasianer hampir setiap harinya. Saling memberikan dukungan dengan vote, memberikan komentar. Bahkan sering juga saling diskusi soal isu-isu terkini yang terjadi.

Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]
Cuitan di Twitter Penulis [Dokpri]

Selama mengikuti Samber THR ini, banyak sekali perubahan yang saya rasakan. Sering juga saya membaca soal adat khas Ramadan di daerah lain. Pengalaman kecil teman-teman Kompasianer ketika menjalani puasa. Banyak sekali tulisan yang dapat saya jadikan pelajaran.

Nah terakhir, harapan saya ketika Samber THR ini selesai adalah, semoga saya selalu bisa konsisten dengan semua kebiasaan ini. Menulis setiap hari, saling menyapa dengan teman-teman di K, dan tentunya terus memberikan tulisan yang bermanfaat untuk sahabat semuanya.

Sekian

 

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun