Mohon tunggu...
Muhammad NashrAlafi
Muhammad NashrAlafi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis apa yang sekiranya ingin dia tulis, kebanyakan bersifat opini pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Film

Dari Sahabat Berujung Teror: Kisah Pilu "Racun Sangga"

20 April 2025   07:25 Diperbarui: 20 April 2025   07:25 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.instagram.com/p/DBi26QoSLOT/

      (Disclaimer, review ini hanya berdasarkan apa yang dirasakan melalui film, bukan dari mendengar kisah nyata, ataupun membaca thread secara langsung. Penulis juga tidak membenarkan hal-hal yang dilakukan oleh si penebar racun.)

      Racun Sangga, sebuah film yang sempat ditayangkan di layar lebar pada 12 Desember 2024 kini dapat ditonton di salah satu platform penayangan yaitu Netflix  pada 18 April 2025 dan menduduki peringkat 2 dari 10 film teratas di Indonesia per hari ini (20 April 2025).

      Cerita singkatnya (spoiler alert) adalah kisah seorang perempuan bernama Maya (Frederika Cull) yang bersahabat lama dengan Duma (Wafda Saifan) harus menikah dengan Sandi (Fahad Hydra) karena mereka telah mendapat restu dari orangtua Maya. Duma yang mungkin belum menerima kejadian itu (secara eksplisit ditampilkan seperti itu) akhirnya memutuskan untuk meneror melalui racun bernama racun sangga yang menyebabkan hubungan rumah tangga mereka berjalan harmonis berubah menjadi malapetaka hubungan dalam setiap harinya.

        Film ini awalnya menawarkan ketegangan yang berbeda ketika awal menonton, minim musik berisik yang memekakkan telinga, penceritaan yang sudah dirunut dari awal sempat menciptakan ketegangan, namun mendekati akhir atau lebih tepatnya setelah 1 jam 10 menit pertama penulis merasa kisah ini seperti dipanjangkan dan didramatisasi. Mungkin benar kasus racun sangga  ini belum mencapai titik temu hingga hari ini, namun rasa-rasanya seperti kembali ke cerita lama yang mungkin beberapa kali sudah tidak asing di ingatan penulis yaitu kisah seorang yang disantet, diganggu atau diguna-guna akan diselamatkan oleh sesosok pahlawan yang dalam film ini diperankan oleh Ustaz Idrus (Julian Kunto)

      Jika ada yang bisa dipuji dari film ini, mungkin itu hanya di satu jam pertama dan penggunaan Bahasa Banjar yang yah cukup menambah pengetahuan terkait kosakata Bahasa Banjar (kalau tidak salah) dikarenakan film ini kemungkinan besar mengambil latar kalimantan yang terkenal dengan fenomena mistisnya. 

     Selain itu? Murni tidak ada, filmnya ya masih bisa ditonton, dan cukup enjoyable tapi bukan yang bisa ditonton berulang untuk penonton seperti penulis ini. Penilaian akhir kurang lebih 6/10 lah ya. Sekian review singkat penulis mengenai film ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun