Mohon tunggu...
Muhammad Nailul Fathul Wafiq
Muhammad Nailul Fathul Wafiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Collage Student International Relationship Departement

Haloo selamat membaca ! Semoga bacaan yang telah tersedia dapat merubah pikiran serta cara pandang kalian yaa !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi ala Kaum Borjuis

18 April 2021   21:44 Diperbarui: 18 April 2021   22:23 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi adalah suatu hal penting bagi suatu negara tanpa adanya ekonomi negara akan mengalami krisis, kemiskinan, bahkan negara itu bisa bangkrut ataupun hancur, sekarang di dunia banyak sekali barang akan ekonomi mulai dari bahan alam seperti tambang dan pertanian sampai bahan industri seperti bahan-bahan ataupun segala hal yang akan menjadi mesin dan masih banyak sekali akan jenisnya.

Karena letak geografis negara yang beraneka ragam setiap negara banyak akan ciri dan keunikan masing-masing untuk membangun ekonomi mereka, Benua Amerika maju dengan bisnis industri, pertambangan, serta pertanian, Benua Eropa maju dan pesat dari sektor ekonomi bisnis Industri, Benua Australia dengan hamparan padang rumput yang luas mereka maju akan peternakan modern, Benua Asia maju akan sektor alam seperti pertambangan, pertanian, dan peternakan, dan Afrika memiliki ekonomi  dalam bidang pertanian dan pertambang yang kaya tetapi kurang akan pemanfaatanya. 

Dan yang menjadi perhatian dunia adalah ekonomi dalam sektor pertambangan terutama minyak. Minyak adalah suatu komponen yang penting dalam kehidupan, tanpa minyak barang-barang industri tidak bisa dijalankan, tanpa berjalannya barang-barang industri, sektor ekonomi dalam peternakan dan pertanian bisa saja terhenti karena tidak adanya bahan bakar untuk alat-alat mereka.

Maka dari itu banyak negara yang berlomba untuk bekerja sama menjalin hubungan untuk saling membangun ekonomi mereka, negara-negara di Asia memiliki banyak sekali akan hasil minyak bumi seperti India, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Iran dan Irak dan penghasil minyak terbesar itu berasal dari benua Amerika yaitu negara Amerika Serikat negara besar dengan sumber daya alam melimpah serta industri yang maju menjadikan Amerika sebagai pusat perekonomian di seluruh negara, dengan menjadi pusat ekonomi negara Amerika memiliki sistem pertahanan yang hebat, dari mulai tentara yang sangat banyak, fasilitas yang mumpuni, serta alat-alat perang yang maju dan canggih, membuat Amerika Serikat menjadi pusat negara saat ini di dunia. 

Melihat sejarah pada tahun 2003 di Benua Asia, Irak adalah pemasok minyak ke 4 terbesar didunia memiliki banyak sekali pasokan minyak membuat banyak orang sangat menginginkannya, Irak di masa itu berada di tangan Presiden Saddam Hussein yang berjabat dari tahun 1979, di masa kekuasaan Saddam Hussein Irak menjadi negara besar di Timur Tengah pada masanya dengan kebijakan kerasnya menjaga daerah otoriter dengan perang, Irak menjadi negara besar dan dengan penghasil minyak besar di dunia pada masa itu. 

Dengan kuatnya Saddam Hussein serta minyaknya, membuat beberapa negara ingin mengambil kekayaan alam Irak dan yang paling ingin mengaku sisinya adalah Amerika Serikat sebagai negara besar yang butuh akan minyak.Bukan dengan hubungan bilateral mereka saling bekerja sama untuk saling menguntungkan, Amerika Serikat yang kala itu dipimpin George W. Brush lebih memilih untuk menggulingkan Saddam Hussein dengan menuding Irak dalam berbagai hal, Seperti Irak yang memiliki alat penghancur massal, Saddam Hussein yang pro akan terorisme, diktator Saddam Hussein terhadap Irak, dan ini yang menjadi landasan dasar Amerika dan Inggris berani melakukan konflik dengan Irak atas dasar kesamaan dunia dan negara.

A. Politik Ekonomi

Karl Marx adalah seorang filsuf yang menentang dan mengkritik atas dasar teori Liberalisme Ekonomi, dimana Liberalisme ekonomi adalah 'Positive -- sum game' dengan keuntungan dibagi merata atau keuntungan bagi semua dan ekonomi serta politik memiliki tempatnya masing-masing tanpa ada kaitanya, Marx menolak pandangan tersebut dan berpendapat bahwasanya ekonomi itu diatas dan politik di bawahnya dan menurut Marx Ekonomi dan politik itu satu.

Menurut kaum Marxis  ekonomi adalah tempat eksploitasi manusia dan tempat membeda-bedakan manusia yang berasumsikan bahwa zero-sum dari merkantilisme dan menyambungkannya pada hubungan diluar dari hubungan negara. Merkantilisme adalah teori dimana ekonomi adalah sebagai alat politik. Marx menganggap  politik akan ekonomi ini sangat penting dan dirasa kemajuan baginya,

Dalam pembagian ekonomi politik terdapat dua bagian yaitu kaum Borjuis yang memiliki alat-alat untuk produksi, dan kaum Proletar akan jasa kerjanya dan dibawah dua bagian itu ada kaum Buruh yang lebih tereksploitasi. Eksploitasi adalah sebuah kondisi dimana sebuah kaum mengontrol dan mengambil keuntungan dari daya kerja kaum lainya (Burchill & Linklater, 1996). Menurut kaum Marxis, kaum Borjuis yang memegang perekonomian kapitalis dengan kontrol akan alat-alat produksi, akan mendominasi wilayah politik karena ekonomi adalah basis politik (Jackson & Sorensen, 2013).

B.Peristiwa Invasi Irak

Dan jika melihat dari kasus Amerika dan Irak, Apakah Amerika hanya takut akan kalah saingan ekonomi dengan Irak, atau untuk menghapus teror terorisme dan diktator  Saddam Hussein atas Irak, tetapi menurut Kritikus Amerika Serikat Noam Chomsky dalam journal "It's Imperialism, stupid" menyatakan bahwa Amerika dan inggris invasi ke irak bukan hanya untuk mengakhiri teror tetapi untuk mengambil alih sektor Minyak di Timur Tengah.

Teori ini menguat dengan adanya bukti lain seperti pemegang kapitalis minyak disana sekarang adalah perusahaan multinasional seperti Exxon Mobil, Chevron, Shell, Halliburton, dan pemegang perusahaan Halliburton adalah Wakil Presiden George W. Brush yaitu Dick Cheney, menambah catatan lain akan maksud tujuan Amerika Serikat menginvasi Irak. 

Dengan tambahan hal itu semakin membawa kita kepada teori kaum Marxisme akan kapitalis di urusan Ekonomi Politik Internasional. 

Pertama, negara tidak otonom karena mereka digerakan oleh kaum yang berkuasa dan negara kapitalis digerakan oleh kaum Borjuis (Jackson & Sorensen, 2013), melihat dari itu Irak yang awalnya negara besar dapat digulingkan dengan pengalihan isu-isu maka terjadilah konflik, konflik tidak mendasar hanya demi kepentingan kaum Borjuis, Amerika sebagai negara kapitalis bergerak atas kehendak kaum Borjuis yang ingin menguasai minyak di Irak menambah teori lain bahwasanya konflik ini hanyalah isu belaka untuk akuisisi kaum Borjuis atas minyak di Irak. 

Kedua, sebagai suatu sistem ekonomi, Kapitalisme bersifat ekspansif, bersifat meluas dan mencari pasar baru untuk keuntungannya (Jackson & Sorensen, 2013), dilihat dari hal ini Amerika yang garis besarnya saja negara dengan rakyat besar serta tuntutan akan industri besar yang butuh banyak akan bahan bakar dirasa Amerika butuh pasokan lain untuk mengisi pencapain bahan bakar mereka, maka terjadilah ekspansi ke benua Asia, terutama dengan akuisisi Irak atas kemenangan dalam konflik.

Jika melihat Teori Marxisme dengan Teori Realis, kedua pandangan dan teori itu sama dan sependapat tentang persaingan dan konflik abadi antar negara, tetapi ada juga perbedaan dalam kedua teori itu jika kaum Realis melihat bahwasanya negara merdeka dalam keadaan anarki mereka berjuang untuk munculnya negara dengan konflik, kaum Marxis melihatnya secara abstrak dan historis yaitu dengan menyatakan bahwa kekuatan sosial itu pasti merupakan perintah atas dasar kebijakan dari kaum Kapitalis yang mengontrol dan menentukan apa yang harus dilakukan negara tersebut.  

Sama halnya dengan apa yang terjadi di konflik Irak dan Amerika jika melihat dari sudut pandang Realis mereka berjuang demi menjaga otoriter mereka dan saling bersaing untuk menentukan siapa yang terbaik di antara mereka, dan jika melihat dari sudut pandang Marxis dengan Kapitalisnya, kaum Borjuis menginginkan daerah lainya yaitu dengan ekspansif melalui konflik negara ke negara lainya untuk menguatkan posisi mereka terutama Amerika yang menjadi pusat ekonomi dunia.

Maka dapat diambil kesimpulan, Amerika adalah negara besar yang kaya akan industri dengan perekonomian yang hebat, tetapi tetap saja suatu negara tidak akan pernah puas dengan apa yang mereka miliki, mereka tetap akan mencari sumber daya lain untuk kepentingan negaranya agar kepuasaan itu dapat tercapai, Amerika bukan hanya takut akan kekuasaan Saddam Hussein yang semakin kuat atau isu-isu lainya akan terorisme yang terjadi di Irak ada maksud lain kenapa Amerika berkonflik dengan Irak, kaum Borjuis yang ingin berekspansi untuk mencari sumber daya lain memanfaatkan Amerika dengan konflik menuding Irak yang menjadi sarang terorisme, menuding Saddam Hussein yang menjadi diktator ataupun menuding Irak yang memiliki senjata penghancur massa.

Itu hanya sebagai pengalihan isu agar kaum Kapitalis bisa dapat lebih mendapatkan keuntungan akan konflik, Kaum Borjuis yang semakin diatas dan buruh-buruh di Irak yang semakin ke bawah, membuat Irak yang rencana awalnya agar bebas dan merdeka akan Saddam Hussein malah menjadi semakin terpuruk di tangan Amerika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun