Mohon tunggu...
Muhammad Muslih Ridho
Muhammad Muslih Ridho Mohon Tunggu... mahasiswa -

Mahasiswa teknik sipil di salah satu PTN di Malang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"LOVE IN AUTUMN"

4 Agustus 2018   18:17 Diperbarui: 5 Agustus 2018   05:14 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

         Jalanan cukup lengang, disepanjang McDougall street bunga kanopi berguguran . Nan jauh di ufuk timur, sinar keemasan mulai menyapu gedung-gedung pencakar langit, atap rumah dan jalan raya. Semilir angin berhembus lembut disepanjang jalan. Sebuah mobil Lexus biru metalik berkecepatan tinggi membelah keheningan. 

          Hanya  orang istimewa yang bisa memiliki Lexus. Bisa memiliki Lexus adalah suatu kebahagian tersendiri, bukan? Yah, tapi tidak semua juga. Ada beberapa orang yang tidak begitu bahagia. Tidak bisa menikmati keindahan akan berlimpahnya harta. Mungkin ia memiliki harta berlimpah tapi soal menaklukkan wanita, ia tidak tahu apa apa.  Ia pusing bukan main. Selama hidupnya ia tidak pernah mengenal seorang perempuan secara mendalam.

           Richard Harrison, dia adalah orangnya. Bermata biru, berwajah dingin.

Richard sudah berada dikawasan perusahaan Harrison yang memilik gedung pencakar langit. Tembok bukan terbuat dari batu bata tapi terbuat dari kaca yang mengkilap. Perusahaan itu dikelilingi danau yang indah dan menawan. Richard menuju basement untuk memakirkan mobil sportnya.

            Di dalam basement Richard melangkah masuk lift khusus  ke ruang kerjanya. Beberapa menit Richard berada di lantai 24, lebih tepatnya depan ruang kerja pribadinya. 

            "Selamat pagi tuan," Alexa tersenyum lebar dan menundukkan kepala sesaat sebagai tanda hormat. Ia adalah asisten pribadi Richard. "Ada jadwal meeting jam 13.00, tuan."

             Richard membalas Alexa dengan anggukan kecil tanpa sebuah ucapan dan senyuman. Ia memang terkenal tipe cowok yang tidak ramah. Makanya sampai saat ini, ia belum punya pasangan. Richard melangkah masuk ruangan. Cahaya matahari menembus kaca yang berderet disisi tembok yang membuat hangat. Menerangi semua sudut ruangan yang membuat nyaman. Ruang kerja itu dilengkapi meja yang diatasnya ada kumpulan map dan laptop. Disalah satu sisi dinding, ada rak yang dipenuhi puluhan buku bisnis serta jurnal. Disisi dinding lain terdapat sebuah almari besar yang dipenuhi kumpulan piala penghargaan.

              Richard duduk dan menatap layar laptop. Ia merevisi hasil kerjanya untuk dipresentasikan di meeting nanti. Perusahaan Harisson bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang tercatat menjadi deretan perusahaan terbaik dalam majalah forbes.

              Tak berselang lama, terdengar suara gaduh dari lantai bawah. Sial! Suara ini sangatlah menganggu Richard. Bahan presentasi ini haruslah selesai dengan rapi. Richard berjalan cepat kearah suara itu berasal. Entah kenapa bisa sampai terdengar hingga ruang kerja Richard. Yah! Bagaimana keamanan disini. Hingga keributan terdengar keras. 

               "Alexa! Ada apa lagi ini?" Richard melotot  melihat kegaduhan. 

               Alexa menatap Richard, wajah Alexa berubah tegang. "Maaf tuan, wanita... "

               "Mr. Richard, berikan aku pekerjaan disini. Aku sangat membutuhkan." wanita itu mendekati Richard dan menarik tangannya. "Apapun akan aku lakukan."

              "Aku tidak butuh karyawan." 

              "Aku mohon, aku sangat butuh pekerjaan." 

              Richard mendengar suara wanita itu begitu memelas. Tapi Richard tak akan luluh karena hal yang sepele. 

              "Sudah  kukatakan aku tidak butuh karyawan. Sekarang keluar!" Richard menunjuk arah keluar.

              "Aku tidak keluar sebelum kau memberikan pekerjaan."

              "Alexa, saya tidak mau tahu. Sekarang dia harus keluar!. Kalau perlu seret dia keluar."

              FANTASTIC! Hanya seorang wanita sudah mengacaukan semuanya. Entah ilmu apa yang ia miliki hingga bisa menerobos keamanan perusahaan ini. Atau memang keamanan disini mudah untuk ditembus. Yah! Petugas keamanan kemana saja? Ini sungguh tidak bisa dibiarkan.

              Sebelum membalikkan badan, teriakan sebuah suara dan begitu cepat hingga Richard tidak bisa mengantisipasinya. Ia jatuh kebelakang, kepalanya terbentur lantai begitu keras. Rasanya sesak tidak bisa bernafas. Pandangannya selintas hilang menjadi hitam. Richard merasakan sakit di bagian belakang kepalanya.

              "Aduhh.. Aku minta maaf!" wanita itu menggigit bibirnya. Ini yang membuat Richard tidak bisa bernafas. Wanita itu menindih Richard. 

              Saat pandangan Richard mulai jelas. Matanya saling menatap. Matanya yang biru dan jernih. Disana terlihat mulai menggenang. Richard tidak bisa membohongi dirinya. Matanya sungguh indah. 

              "Tuan!  Kau tidak apa-apa, tuan?" 

             Richard mendengar suara  Alexa yang cemas, tapi tidak bisa menjawab. Rasanya dadanya berat, bibirnya kaku dan sulit digerakkan.

            "Oh.. Astaga!!. I am so sorry.."  wanita itu bergegas berdiri.  

            Richard berusaha berdiri. Ia merasakan kepalanya sakit luar biasa, serasa dipukul palu godam. Lengan kirinya rasanya juga sakit walau tak separah rasa sakit kepalanya. Richard memegang lengannya. Benar.. Lengannya memang memar.

            "Tuan! Tuan tidak apa-apa. Perlu kerumah sakit, tuan?" tanya Alexa khawatir.

            "Tidak perlu alexa" Richard menghela nafas panjang.

            Richard menatap wanita itu. Tanpa sadar, wanita itu melangkah mundur hingga punggungnya bersandar di dinding. Ia menggigit kukunya dan menelan ludah. Yap! Ini sungguh musibah, bukan? Bagaimana kalau Richard menuntut?.

             "Sepertinya tuan harus ke rumah sakit," Alexa menatap Richard dari ujung rambut hingga kaki. "Cuma memastikan tuan, agar tidak terjadi apa-apa."

             "Tidak usah, alexa,"  bantah Richard cepat. "Aku tidak apa -apa."

             "Tapi..."

             Richard memotong ucapan alexa, "Lebih baik kau usir wanita itu. Aku sudah muak dengannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun