2. Pembelajaran teks eksposisil yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah membaca, meringkas, dan memaparkan hasil analisis sesuai struktur dan kebahasaanya peserta didik tidak hanya memahami maksud dari tulisan, tetapi juga memahami cara memberikan alasan logis dan penyampaian sesuai kompetensi yang diajarkan. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi teks eksposisi selanjutnya.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung membosankan. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan pembelajaran teks eksposisi berorientasi HOTS dengan menerapkan Problem Based Learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman peserta didik tentang bagian struktur dan juga kebahasaan membuat peserta didik lebih mampu menerapkan proses pembelajaran teks eksposisi secara baik. Melalui pengamatan dan diskusi ini juga menuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Model Problem Based Learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah.
Dengan menerapkan Problem Based Learning, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari sumber lain dan diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya seperti pencarian melaui laman pencari internet.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model Problem Based Learning. Kebanyakan guru selalu menggunakan metode ceramah. Ketika model Problem Based Learning diterapkan sebagian peserta didik masih perlu beradaptasi dengan kondisi tersebut. Seperti menumbuhkan keaktifan, saling bekerja sama dan melatih berpikir sendiri dan bersama teman mereka.
C. Cara Mengatasi Masalah
Agar siswa yakin bahwa pembelajaran teks eksposisi dengan Problem Based Learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat peserta didik mau belajar dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat media pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh gambar sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari google atau sumber belajar yang lainya. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca dan tulis, peserta didik juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.